Tradisi Miwak di Borobudur: Taruna Akmil Tebar Ribuan Benih Ikan di Sungai Sileng

Tradisi Miwak di Kali Sileng Borobudur. Taruna Akmil menebar 6.000 benih ikan sebagai wujud bakti bumi dan pelestarian ekosistem sungai

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Istimewa
TEBAR BENIH: Ratusan taruna Akademi Militer (Akmil) bersama warga menggelar ritual Miwak atau menebar ribuan benih ikan di Kali Sileng, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat (21/11/2025) 

 

Ringkasan Berita:Taruna Akmil bersama warga Borobudur melestarikan tradisi Miwak dengan menebar ribuan ikan di Sungai Sileng, simbol menjaga budaya dan ketahanan pangan.

 

Magelang Tribunjogja.com --- Di tepian Kali Sileng, Desa Wanurejo, Borobudur, suasana pagi itu terasa berbeda. 

Ratusan taruna Akademi Militer (Akmil) berjalan beriringan bersama warga, membawa kantong berisi ribuan benih ikan. 

Langkah mereka diiringi tembang Jawa yang dilantunkan masyarakat adat, seolah menghubungkan masa kini dengan jejak leluhur.

Tradisi Miwak ritual menebar benih ikan di sungai bukan sekadar kegiatan seremonial. 

Bagi masyarakat lereng Menoreh, Miwak adalah simbol menjaga kehidupan. 

Sungai Sileng dianggap sebagai nadi yang harus dirawat, karena air adalah sumber kehidupan.

“Manfaatnya adalah memberikan pelajaran bagi para Taruna bahwa kita berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kita adalah tentara rakyat,” ungkap Komandan Batalyon Tingkat 2 Madya, Letkol Inf Satrio Budi Bowolaksono di sela kegiatan, Jumat (21/11/2025).

Selama empat hari, 440 taruna bermukim di enam desa sekitar Borobudur diantaranya Tuksongo, Wanurejo, Kembanglimus, Kenalan, dan Tegalarum. 

Mereka berbaur dengan warga, melakukan penghijauan, bersih-bersih sungai, renovasi rumah tidak layak huni, hingga komunikasi sosial dengan tokoh masyarakat. 

Semua itu menjadi bagian dari Praja Bhakti, program pembinaan teritorial yang menanamkan nilai bahwa tentara lahir dari rakyat dan kembali untuk rakyat.

Kedai Kopi dan Taman Baca Kebun Makna: Perpustakaan 24 Jam Gratis di Magelang

Jaga Ekosistem Sungai

Bupati Magelang, Grengseng Pamudji, hadir memberi apresiasi. 

Ia menilai tradisi Miwak bukan hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjaga ekosistem sungai. 

Selain Bupati Grengseng, Penasehat Matra Jateng, Nuryanto atau Ki Hajar Samudro, menambahkan bahwa sekitar 6.000 ekor ikan melem ditebar hari itu. 

“Miwak ini juga untuk mendukung ketahanan pangan, gizi kita yang terpelihara ekosistemnya,” ujarnya.

Bagi taruna, pengalaman ini bukan sekadar praktik lapangan. 

Mereka belajar tentang sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dan Jenderal Sudirman, yang menjadikan sungai dan perbukitan sebagai basis gerilya melawan penjajah. 

Miwak menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan ketahanan lingkungan.

Di tepian Kali Sileng, benih-benih ikan yang ditebar itu melambangkan harapan. 

Harapan akan sungai yang tetap hidup, budaya yang terus terjaga, dan generasi muda yang memahami bahwa menjaga rakyat berarti menjaga kehidupan itu sendiri. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved