Kata Waketum PSSI soal Mekanisme Penunjukan Pelatih Timnas Indonesia: Harus Keputusan Bersama

Pemilihan hingga penujukan pelatih Timnas Indonesia harus mengikuti mekanisme resmi organisasi, dan bukan keputusan perorangan.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
dok. Timnas Indonesia/ kitagaruda.id
Timnas Indonesia 
Ringkasan Berita:
 

 

TRIBUNJOGJA.COM - Penunjukan dan pemilihan pelatih Timnas Indonesia senior harus melalui mekanisme organisasi dan diputuskan secara bersama-sama.

Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI, Zainudin Amali.

Menurutnya, pemilihan hingga penujukan pelatih Timnas Indonesia harus mengikuti mekanisme resmi organisasi, dan bukan keputusan perorangan.

"Itu yang paling penting, mau siapa pun yang diputuskan yang penting jadi keputusan bersama," ujarnya, dikutip dari kompas.com.

"Karena ini kan organisasi, bukan klub," imbuh Zainudin Amali.

Diketahui, saat ini kursi pelatih Timnas Indonesia senior memang masih kosong pascapemecatan Patrick Kluivert usai gagal di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Sejumlah nama kandidat pelatih Timnas Indonesia pun berseliweran di media sosial.

Di antaranya mantan pelatih Timnas U-23 Uzbekistan, Timur Kapadze, pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak hingga legenda Timnas Belanda keturunan Indonesia, Giovanni van Bronckhorst.

Baca juga: Timur Kapadze jadi Salah Satu Kandidat Pelatih Timnas Indonesia yang Disodorkan ke Dirtek

PSSI pun menyebut telah mengantongi beberapa nama kandidat, meski masih enggan menyebut nama-nama tersebut.

Zainudin Amali menyebut semua kandidat pelatih yang terpilih perlu dibawa ke rapat Exco PSSI, dan bukan ditentukan oleh individu tertentu.

"Pastinya Pak Mardji (Ketua BTN/ manajer Timnas Indonesia) yang tahu karena dia diberi amanat," jelas Zainudin Amali.

"Kita menerima hasil yang sudah diwawancarai oleh Pak Mardji. Jadi Exco nanti kita akan menerima itu," imbuhnya.

Amali menegaskan bahwa penting untuk melakukan proses yang benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Diputuskan oleh Exco, bukan oleh perorangan," tegasnya.

Dia juga memberikan contoh kasus penunjukan Nova Arianto sebagai pelatih Timnas U20 Indonesia yang baru, yang menurutnya tidak dilakukan melalui rapat Exco PSSI seperti yang seharusnya.

"Kenapa saya selalu menekankan mekanisme yang harus ditempuh? Karena itu memang aturan organisasi," ungkap Amali.

"Misalnya tadi, Nova Arianto diputuskan untuk menjadi Pelatih Timnas U20, kita kaget-kaget. Itu tidak lewat rapat Exco, tetapi sudah dikonperskan. Saya tidak tahu mekanisme apa yang dipakai," tambahnya.

Dengan adanya kejadian tersebut, Amali berharap hal serupa tidak terjadi dalam pemilihan pelatih timnas senior.

"Makanya untuk di timnas senior, itu harus menggunakan mekanisme organisasi," tegasnya.

"Sehingga Exco bisa wawancara calon yang sudah pernah dilakukan saat pak Mochamad Iriawan, dan kita putuskan," kata dia.

( kompas.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved