CBX 750 Eks Patwal Dirombak Jadi Japstyle, Simpel Klasik Tapi Tetap Handal di Jalan

Motor besar empat silinder itu kini menjelma bergaya japstyle, tetap nyaman dikendarai namun punya karakter visual yang jauh lebih ringkas dan elegan

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
CBX 750 Eks Patwal Dirombak Jadi Japstyle 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dari motor patroli era 1980-an menjadi tunggangan bergaya klasik, CBX 750 milik salah satu klien Tedjo Klasyk Motorcycle Works Yogyakarta kini tampil dengan wajah baru.

Motor besar empat silinder itu kini menjelma bergaya japstyle, tetap nyaman dikendarai namun punya karakter visual yang jauh lebih ringkas dan elegan.

Agung Cahyono, atau akrab disapa Tedjo, sang builder di balik garapan ini, menjelaskan bahwa konsep utama modifikasi tetap mengutamakan kenyamanan. 

“Saya fokus konsepnya pada kenyamanan berkendara, jadi arahnya japstyle, kafe racer atau tracker. Kebetulan aliran ini masuknya ke japstyle,” ujarnya.

Honda CBX 750 sendiri dikenal sebagai motor besar andalan kepolisian pada masanya.

Dibekali mesin empat silinder segaris berpendingin udara, motor ini terkenal tangguh dan mudah dirawat. 

“Di Indonesia motor ini cukup banyak, karena dulu dipakai untuk patwal, mulai dari polisi sampai TNI. Jadi spare part masih bisa dicari,” jelas Tedjo.

Menurutnya, gaya japstyle punya ciri khas yang membedakan dengan aliran lain. 

“Yang membedakan japstyle itu posisi stang, spakbor, dan ban. Kalau tracker pakai ban dual purpose, japstyle justru pakai ban untuk jalan raya. Stangnya sedikit lebih tinggi dari kafe racer, dan spakbor lebih ke fungsi pemanis,” kata Tedjo.

Baca juga: Honda Big Wing, Fasilitas Premium untuk Pecinta Motor Besar Honda

Namun untuk mengubah CBX 750 menjadi japstyle tidaklah sederhana.

Rangka asli motor ini banyak memiliki dudukan bawaan untuk box, bagasi, dan spakbor panjang khas motor dinas.

Agar tampilan jadi simpel dan proporsional, Tedjo memangkas bagian tertentu dari rangka. 

“Hasil akhirnya kelihatan sederhana, tapi prosesnya rumit. Rangka aslinya miring, sementara japstyle itu lurus dan sederhana, jadi perlu banyak penyesuaian,” tuturnya.

Meski banyak bagian rangka dibuang, Tedjo memastikan kekuatan motor tetap terjaga.

Struktur utama seperti dudukan shockbreaker belakang masih mengikuti bentuk aslinya, demi menjaga kenyamanan dan kestabilan.

Restorasi Mesin

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved