Mendengar Pesan Langsung Paus, Bahagia, Serasa Terbang ke Langit
Bertemu dengan seorang paus adalah keinginan dan mimpi banyak orang, terutama Katolik.
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Bertemu dengan seorang paus adalah keinginan dan mimpi banyak orang, terutama Katolik.
Karena begitu sulitnya untuk bertatap muka langsung dengan paus, ketika terjadi, peristiwa itu menjadi berkah yang luar biasa.
Bahkan peristiwa itu bak langit runtuh, ketika bertatap muka, Paus mengucapkan pesan tersendiri.
Dan, itulah yang dialami oleh seorang pastor asal Indonesia. Rm. Aloys Budi Purnomo Pr bertemu dengan Paus Leo XIV di Vatikan dalam acara audiensi umum pada Rabu (29/10/2025).
Ia bertemu paus dalam rangka menghadiri perayaan 60 tahun dokumen Nostra Aetata yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2025.
Rm Budi Purnomo sebagai Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komhak KWI).
Ia mendampingi Mgr Christophorus Tri Harsono, selaku Ketua Komhak KWI, yang hadir di Vatikan untuk acara yang sama. Mgr Tri Harsono juga menjabat sebagai anggota dari Dikasteri (Kementerian) Dialog Antaragama Vatikan.
“Yang pertama, saya harus mengucapkan terima kasih karena kebaikan banyak orang terutama Mgr Tri Harsono, Rm Markus Solo Kewuta dan Pak Dubes Trias Kuncahyono. Tanpa mereka, siapa saya ini, yang dapat bertemu dengan Paus Leo,“ ujar Rm Budi Purnomo yang tidak pernah putus bersyukur karena momen indah itu.
Ia mengaku sangat bahagia karena tidak hanya turut merayakan HUT ke-60 Nostra Aetate, namun lebih daripada itu.
Ia berjumpa Paus Leo XIV di Vatikan Bahkan dirinya boleh menyerahkan dua buku kepada Paus Leo XIV yang merupakan refleksi akademis tentang model kepemimpinan ekoteologis interreligius.
“Betapa pun, Paus adalah Wakil Kristus langsung di bumi!”, tandasnya. “Holy Father, I’am Aloys Budi Purnomo, diocesan priest of Semarang, Indonesia, Secretary for Interreligious Dialogue Commission of Indonesian Bishop Conference! Saya bilang begitu lalu mencium tangan Paus Leo. Sesudah itu saya menyerahkan buku kepada Bapa Suci,” beber Romo Budi.
Yang mengejutkan buat Romo Budi adalah respons Bapa Suci kepadanya. “Oh this is very important for the future. Yeah, based on Laudato Encyclal. Thank you very much!”, kata Romo Budi mengutip tanggapan Paus Leo sambil mengamati kedua buku tersebut.
Saat mendengar suara Bapa Suci itu, dirinya merasa sangat tersanjung. “Bahagia, serasa terbang ke langit,“ ujarnya.
Zaman Kita
Nostra Aetate (Zaman Kita) adalah sebuah dokumen yang dihasilkan Konsili Vatikan II pada 1965.
Sejak 2008, Romo Budi yang merupakan imam dari Keuskupan Agung Semarang (KAS), sudah gigih menghayati Nostra Aetate. Terutama karena pada waktu itu, ia menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan di KAS.
Jabatan itu diembannya selama sebelas tahun. Nostra Aetate juga, jelasnya, yang membawanya sampai bertemu dengan Paus Leo.
Dua buku yang diserahkan kepada paus adalah, pertama adalah disertasi yang berjudul “A Model of Interreligious Ecotheological Leadership Model Based on the Laudato Si’ Encyclal in the Context of the North Kendeng Mountain Community”.
Buku ini berisi tentang model kepemimpinan ekoteologis interreligius untuk perawatan Bumi, rumah bersama. Buku itu menandai kelulusan Romo Budi sesudah dua tahun menempuh dan menyelesaikan studi pada Program Doktor Ilmu Lingkungan (2019-2021) di Universitas Katolik Soegijapranata.
Sedangkan buku kedua, lanjutnya, merupakan kumpulan artikel Romo Budi yang sudah diterbitkan di berbagai jurnal internasional dengan topik seputar Interreligious Ecotheological Leadership dan diterbitkan sebagai souvenir saat dirinya menempuh ujian terbuka disertasi.
Dengan kedua buku itu ia berharap, ke depan dialog lintasagama dapat menjadi gerakan konkret perawatan Bumi rumah bersama. “Semoga kita bisa menghayati ajaran Nostra Aetate dalam berjalan bersama di tengah keberagaman dengan iman, harapan, dan kasih kepada semua orang tanpa diskriminasi!”, kata Romo Budi mengakhiri sharingnya. (*)
| Kebaya Menari, Pengejawantahan Bhinneka Tunggal Ika |
|
|---|
| Misa Pertama di Basilika St Petrus Setelah 75 Tahun Hubungan Diplomatik |
|
|---|
| Ziarah ke Roma? Ini Ajakan Dubes RI Untuk Tahta Suci bagi Peziarah |
|
|---|
| Paus Leo XIV Serukan Israel Buka Blokade Gaza Untuk Bantuan: Kondisinya Menyakitkan |
|
|---|
| Ini Cincin Sakral Yang Akan Dipakai Paus Leo XIV Selama Masa Kepausannya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.