Cacing Gelang Sebesar Lidi Keluar dari Mulut Balita di Bengkulu, di Perutnya Ada Gumpalan Cacing

Cacingan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti gatal pada anus, nyeri perut, penurunan berat badan, dan anemia, terutama pada anak-anak. 

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
Ka dirawat di rumah sakit karena cacing menggumpal di perutnya. Ka warga Kabupaten Seluma, Bengkulu. 

TRIBUNJOGJA.COM,BENGKULU - Kasus balita mengalami cacingan parah kembali terulang.

Setelah sebelumnya seorang anak di Sukabumi mengalami cacingan parah, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit, umumnya di saluran pencernaan, dan dalam bahasa medis dikenal sebagai helminthiasis.

Infeksi ini bisa terjadi karena konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan tanah yang tidak bersih.

Cacingan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti gatal pada anus, nyeri perut, penurunan berat badan, dan anemia, terutama pada anak-anak. 

Di Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu, dua balita yang merupakan kakak beradik mengalami cacingan parah hingga harus menjalani operasi untuk mengeluarkan gumpalan cacing dari dalam perutnya.

Kedua bocah itu yakni Aa (4) dan Ka (1 tahun 8 bulan), warga Desa Sungai Petai.

Ka dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (14/9/2025) malam setelah cacing gelang sebesar lidi keluar dari mulut dan hidungnya.

Awalnya Ka dibawa ke RSUD Tais, Kabupaten Seluma.

Baca juga: Viral Video Prabowo di Bioskop, Ternyata Sudah Berakhir Penayangannya

Namun karena kondisinya cukup parah, Ka akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus di Kota Bengkulu pada Senin (15/9/2025).

Dikutip dari Kompas.com, Direktur RSUD Tais, Eva Debora Siahaan mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, di bagian perut pasien ada gumpalan cacing.

Gumpalan cacing itu tidak bisa dikeluarkan secara normal dengan obat-obatan sehingga harus dikeluarkan dengan cara dioperasi.

 "Ka dirawat intensif di RSUD. Menurut dokter spesialis anak, Ka harus dioperasi karena gumpalan cacing sudah tidak bisa dikeluarkan secara normal," ungkap Eva saat dikonfirmasi melalui telepon.

Pasien sendiri mengalami demam, batuk berdahak, sesak nafas dan gelisah.

Tim dokter akhirnya memutuskan untuk merujuk pasien ke RSUD M Yunus untuk penanganan lebih lanjut.

Sementara dalam proses wawancara dengan keluarga pasien, tim medis menemukan bahwa Aa, kakak Ka, juga mengalami kondisi serupa.

Selain itu, Ka juga mengalami demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas, serta gelisah. 

"Setelah kami wawancara pihak keluarga, observasi Aa yang merupakan kakak Ka diketahui bahwa Aa juga sama seperti Ka, ada gumpalan cacing di perutnya," jelas Eva.

Aa kemudian dirujuk ke RS Ummi di Kota Bengkulu untuk menjalani operasi.

 Eva menjelaskan, infeksi cacing umumnya disebabkan pola hidup yang kurang sehat.

Anak-anak kerap bermain di tanah tanpa alas kaki, tidak mencuci tangan, serta jarang menjaga kebersihan tubuh.

"Jadi telur cacing ini menempel di tangan dan masuk ke mulut. Berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini. Kuku tangannya kotor penuh tanah," jelasnya.

 Ia mengingatkan para orangtua agar selalu waspada dengan menjaga kebersihan anak.

 "Jika keluar rumah, biasakan memakai sandal dan terpenting cuci tangan dan kaki sebelum makan. Terpenting juga setiap enam bulan atau setahun sekali berikan obat cacing pada anak. Ini penting untuk mewaspadai anak terhindar dari penyakit cacing ini," pesan Eva. 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved