3 Puisi Sepasang Kekasih Beda Agama, Bikin Mewek 7 Hari 7 Malam
Cinta beda agama seringkali membawa kisah yang tidak sederhana. Ada rasa sayang yang tulus, namun terhalang oleh keyakinan yang tak bisa disatukan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Cinta beda agama seringkali membawa kisah yang tidak sederhana.
Ada rasa sayang yang tulus, namun terhalang oleh keyakinan yang tak bisa disatukan.
Banyak orang yang akhirnya harus melepaskan meski hati masih ingin bertahan.
Perpisahan bukan karena tak saling mencinta, melainkan karena keyakinan yang berbeda membuat langkah tak lagi sejalan.
Puisi 1
Bunga Layu di Pelataran Doa
Di altar doa aku memandang wajahmu
Mekar kasihmu bagaikan mawar di musim semi
Namun langit membelah jalan kita
Seperti ombak yang enggan menyatu dengan karang
Kau dan aku hanya bayangan yang berpapasan
Cinta ini tak gugur, meski daunnya menguning
Kupeluk rindumu dalam senyap yang panjang
Di relung malam kuanyam namamu
Tetapi pintu surga tak kita ketuk bersama
Hanya doa yang mengiringi jejakmu menjauh
Ah, betapa getir sungai tak bermuara
Arusnya deras, tapi dibendung tebing keyakinan
Aku hanyalah nelayan kehilangan perahu
Berlayar dalam cinta yang terhenti di dermaga
Menyisakan gema tangis pada angin
Puisi 2
Cawan Air Mata
Di purnama aku temukan sinarmu
Bercahaya lembut laksana pelita
Namun garis takdir merajut pagar
Memisahkan tangan kita dari genggaman
Meninggalkan luka di sela doa yang lirih
Cinta ini kulukis di langit kelabu
Mengalir dalam cawan penuh air mata
Tak kuasa melawan titah yang mengikat
Sebab iman adalah benteng tak tergoyahkan
Yang tak bisa kutebus dengan pelukan semata
Di hatimu aku bersemayam sebagai rahasia
Bukan sebagai cahaya yang menyatu
Kita adalah dua bintang bersinar sendiri
Berdekatan namun tak pernah bersua
Menggigil dalam keabadian yang rapuh
Puisi 3
Senandung Perpisahan
Di tepi senja kulantunkan namamu
Seperti syair yang lahir dari pilu
Aku mencintaimu lebih dari angin
Namun langit memisahkan kita
Seperti bumi yang enggan menjabat langit
Rindu ini bagai api tanpa bara
Menyala tapi tak mampu membakar
Kupetik segala kenangan yang gugur
Namun hanya jadi abu di pangkuan waktu
Terbang bersama nasib yang hampa
Oh kekasih, jalan kita terbelah
Kau di pelataran sujudmu, aku di pelataran imanku
Kita tak lagi bisa menulis takdir bersama
Selain merajut perpisahan dalam bisu
Dan menyimpan cinta di liang rahasia
(MG Aliya Miranti Armansyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.