Hari Diseksi Aorta, Penyakit Langka dan Fatal yang Diperingati Setiap 19 September
Robekan kecil di pembuluh darah utama bisa mematikan dalam hitungan menit. Kondisi langka ini dikenal sebagai diseksi aorta.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM- Pernahkah Anda membayangkan, sebuah robekan kecil di pembuluh darah utama tubuh bisa merenggut nyawa hanya dalam hitungan menit?
Kondisi langka namun mematikan ini dikenal sebagai diseksi aorta.
Banyak orang tidak menyadari bahaya penyakit ini, bahkan sering keliru menganggapnya sebagai serangan jantung biasa.
Karena itu, setiap 19 September, dunia memperingati Hari Kesadaran Diseksi Aorta Internasional atau Aortic Dissection Awareness Day sebagai upaya untuk membuka mata masyarakat tentang ancaman tersembunyi yang bisa terjadi kapan saja.
Awal Mula Aortic Dissection Awareness Day
Dilansir dari laman The Aortic Dissection Charitable Trust, Hari Kesadaran Diseksi Aorta pertama kali dicetuskan oleh Timo Söderlund, seorang pasien diseksi aorta tipe A asal Swedia pada tahun 2016.
Sejak saat itu, peringatan ini berkembang menjadi sebuah gerakan global yang melibatkan pasien, keluarga, tenaga medis, hingga pembuat kebijakan di berbagai negara.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan pemahaman publik tentang diseksi aorta, mendorong deteksi dini, serta memperbaiki akses terhadap penanganan medis darurat yang dapat menyelamatkan nyawa.
Apa Itu Diseksi Aorta?
Dirangkum dari berbagai sumber, diseksi aorta adalah kondisi darurat medis ketika lapisan dalam dari pembuluh darah utama tubuh (aorta) mengalami robekan.
Aliran darah kemudian masuk melalui robekan ini, memisahkan lapisan dinding aorta dan menciptakan jalur palsu atau disebut false lumen.
Jika robekan mencapai lapisan terluar, kondisi ini bisa berakibat fatal karena dapat menyebabkan adanya pendarahan internal.
Meski termasuk penyakit langka, diseksi aorta lebih sering terjadi pada pria berusia 60–70 tahun.
Dimana gejala utamanya adalah nyeri dada mendadak yang terasa tajam dan sulit dilokalisasi.
Namun, karena gejalanya mirip dengan serangan jantung atau aneurisma aorta, diagnosis penyakit ini sering kali terlambat.
Penyebab dan Faktor Risiko
Mengutip laman HaloDoc.com, diseksi aorta umumnya dipicu oleh melemahnya dinding aorta.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang juga menjadi salah satu penyebabnya.
Selain itu, kondisi genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko.
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit diseksi aorta:
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Aneurisma aorta, yakni pelebaran abnormal pada aorta.
- Penyakit katup jantung atau kelainan bawaan seperti katup aorta bikuspid.
- Gangguan jaringan ikat seperti sindrom Marfan, Loeys-Dietz, atau Ehlers-Danlos.
- Riwayat keluarga dengan penyakit aorta.
- Cedera traumatis pada dada, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas.
- Usia 50–70 tahun, karena elastisitas aorta menurun seiring bertambahnya usia.
- Faktor gaya hidup seperti merokok, kolesterol tinggi, hingga penggunaan zat adiktif seperti kokain.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Masih mengutip laman yang sama, gejala diseksi aorta seringkali mirip dengan gejala penyakit jantung.
Namun, terdapat beberapa tanda yang umum yang membedakan gejala penyakit ini berikut diantaranya:
- Nyeri dada atau punggung atas yang muncul tiba-tiba.
- Rasa sakit tajam seolah ada yang robek di dalam dada.
- Nyeri menjalar ke leher, rahang, atau perut.
- Sesak napas, pusing, hingga pingsan.
- Kelemahan mendadak pada tubuh.
- Kulit terasa lembap, mual, atau muntah.
Jika gejala ini muncul, terutama pada seseorang dengan faktor risiko tinggi, sebaiknya segera cari pertolongan medis.
Cara Memperingati Aortic Dissection Awareness Day
Hari Kesadaran Diseksi Aorta bukan hanya untuk pasien dan tenaga medis, melainkan juga untuk masyarakat luas.
Beberapa cara memperingatinya antara lain:
- Membagikan kampanye media sosial dengan menggunakan tagar atau twibbon dengan caption menarik
- Mengikuti atau membuat edukasi publik melalui seminar, webinar, atau diskusi komunitas.
- Melakukan penggalangan dana untuk pengidap
- Membangun komunitas bagi penyintas dan keluarga pasien, sebagai bentuk dukungan moral dan emosional.
- Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan pencegahan dengan menjaga gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mengatur pola makan, menghindari merokok, serta memeriksakan tekanan darah secara berkala.
Baca juga: 5 Penyakit Ini Bisa Diusir Hanya dengan Jalan Kaki
Diseksi aorta memang jarang terjadi, namun dampaknya sangat fatal jika tidak segera ditangani.
Meningkatkan kesadaran akan gejala, faktor risiko, dan pentingnya deteksi dini dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Setiap 19 September, peringatan ini menjadi pengingat bahwa mengenal diseksi aorta bukan hanya urusan tenaga medis, tetapi juga tanggung jawab bersama demi kesehatan bersama.
(MG/Sabbih Fadhillah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.