Gubernur DIY Tekankan Pengendalian Inflasi Berkeadilan: Harga Stabil, Petani Sejahtera

Sultan melanjutkan pertanian adalah kunci untuk menekan inflasi. Ketika produktivitas pertanian meningkat dan pasokan stabil

Tribun Jogja/Hanif Suryo
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X 

Ringkasan Berita:
  • Gubernur DIY, Sri Sultan Hemengku Buwono X ingin pengendalian inflasi di DIY tetap berpihak pada kesejahteraan petani.
  • Sultan melanjutkan pertanian adalah kunci untuk menekan inflasi. Ketika produktivitas pertanian meningkat dan pasokan stabil, laju inflasi dapat ditekan signifikan. 
  • Sebaliknya, gagal panen atau gangguan logistik selalu memicu lonjakan harga dan terjadinya inflasi

 

Laporan  Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Gubernur DIY, Sri Sultan Hemengku Buwono X ingin pengendalian inflasi di DIY tetap berpihak pada kesejahteraan petani.

Inflasi DIY per Oktober 2025  mencapai 2,90 persen (yoy). Meski masih dalam rentang sasaran nasional, namun tetap harus diwaspadai. Sebab menjelang Natal dan Tahun Baru, tekanan inflasi hampir selalu meningkat.

Untuk itu, perlu ada antisipasi agar gejolak  harga tidak menekan daya beli masyarakat.

"Kita ingin inflasi terkendali dengan cara yang berkeadilan, yakni harga stabil di pasar, namun petani tetap sejahtera. Selayaknya kita pahami, di balik setiap data harga dan indeks inflasi, ada wajah-wajah petani yang bekerja keras namun sering tidak menikmati hasilnya," katanya dalam  Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2025, Selasa (11/11/2025).

"Dalam istilah Jawa dikenal sebagai nyokot kelut, bekerja di sawah sendiri, tetapi keuntungannya justru diambil orang lain," sambungnya.

Sultan melanjutkan pertanian adalah kunci untuk menekan inflasi. Ketika produktivitas pertanian meningkat dan pasokan stabil, laju inflasi dapat ditekan signifikan. Sebaliknya, gagal panen atau gangguan logistik selalu memicu lonjakan harga.

Bahkan guncangan kecil pada pasokan pangan, mampu menggoyang stabilitas harga nasional.

"Artinya jelas, pengendalian inflasi tidak bisa dilepaskan dari penguatan sektor pangan," lanjutnya.

Pasokan harus aman

Agar inflasi tetap terkendali, memastikan ketersediaan pasokan sangat penting. Pemerintah bersama BUMD serta mitra harus aktif menyerap hasil panen saat surplus, dan menyalurkan kembali saat pasokan menipis.

Dengan begitu, cadangan pangan publik mampu menstabilkan harga, sekaligus melindungi petani dan kerugian saat panen raya.

Ngarsa Dalem juga mendorong penguatan peran BUMD sebagai penggerak ekonomi pangan. Menurut Sultan, BUMD bisa berperan sebagai regional food hub, memperpendek rantai pasok, membuka akses pasar langsung bagi petani, serta mengelola stok penyangga.

"Studi menunjukkan bahwa rantai pasok yang pendek menurunkan fluktuasi harga dan meningkatkan pendapatan petani," paparnya.

Di samping itu, ia juga mendorong perluasan akses kredit pertanian, memperkuat kerja sama antar daerah (KAD), mempercepat hilirisasi dan diversifikasi pangan, memperkuat inovasi dan digitalisasi pertanian, memperkuat komunikasi publik dan edukasi konsumen, serta pengurangan praktik middleman berlebih.

"Benang merahnya jelas, kolaborasi, keadilan, dan keberlanjutan. Kita ingin keseimbangan, harga stabil bagi konsumen (masyarkat), namun tetap menguntungkan bagi produsen (petani)," imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved