UMKM Yogyakarta

Kisah Om Penkek: Penjual Pancake Kartun Berkreasi Tanpa Sekolah Seni

Ide-idenya pun tidak berhenti pada pancake kartun yang dijual. Ia mulai membuat karya seni lain dengan memanfaatkan adonan sisa.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
(MG Axel Sabina Rachel Rambing)
Tulus Wicaksono, penjual pancake kartun di Pelataran Masjid Kauman, Kota Yogyakarta. 
Ringkasan Berita:- Tulus Wicaksono seorang penjual pancake kartun di Jogja yang tekun berkarya meski tanpa memilik latar belakang pendidikan seni.
- Karya Tulus tidak hanya pada pance kartun, namun ia membuat pancake art dari adonan sisa jualan.
- Momen menarik bagi Tulus saat diminta mengajar bikin pancake kartun secara privat.

TRIBUNJOGJA.COM -- Tulus Wicaksono, yang akrab disapa Om Penkek, telah menjadikan wajan datar pancake sebagai kanvas seninya. 

Uniknya, pria yang memilih jalur seni makanan lewat usaha Pancake Kartun ini merupakan lulusan fakultas ekonomi, tanpa latar belakang pendidikan seni.

“Aku enggak ada background seni,” tuturnya.

Ia bahkan mengaku bingung karena setiap pengunjung yang datang ke gerainya selalu mengira ia adalah lulusan sekolah seni.

“'Kenapa ya semua yang ke sini ngiranya, aku lulusan seni,'” ujarnya sambil menyerngitkan dahi, terheran-heran.

Bagi Tulus, berjualan pancake kartun adalah strategi mencari pemasukan dengan menjual hal-hal yang ia sukai.

“Aku cuma mencari apa yang aku sukai, lalu kujual,” jelasnya.

Usaha ini membawa hal baru bagi masyarakat Jogja dan sempat viral pada akhir tahun 2024 lalu. Namun, Tulus menegaskan bahwa ketenaran bukanlah tujuannya.

“Bersyukur kemarin viral, tapi bukan itu (tujuan) sebenarnya. Ini adalah titik di mana aku mengenalkan sesuatu hal yang orang lain belum tahu,” ungkapnya.

Ia mengaku sudah jenuh dengan tuntutan target dan aturan perusahaan di karir sebelumnya. 

Bekerja secara independen seperti sekarang memberinya ketenangan dan kedamaian tersendiri.

Ide-idenya pun tidak berhenti pada pancake kartun yang dijual. Ia mulai membuat karya seni lain dengan memanfaatkan adonan sisa.

pancake seni
Pancake Art, buah karya Tulus Wicaksono, seorang penjual pancake kartun di Yogyakarta. (Sumber: Instagram @warungseni_pakpenkek)

“Ini hiasannya dari adonan sisa (pancake) yang dikeringkan,” jelasnya.

Tulus bahkan sudah berencana membuat galeri Pancake Art kecil-kecilan di sekitar lokasi jualannya, yakni halaman komplek Masjid Kauman, Yogyakarta.

Baginya, menuangkan ide-ide tersebut dan dinikmati banyak orang adalah sebuah kepuasan tersendiri.

“Mengenalkan hal-hal baru ini, bagiku sudah cukup, menjembatani,” katanya sambil tersenyum.

Diminta Mengajar Bikin Pancake Kartun Secara Privat

Momen yang paling menarik bagi Tulus adalah ketika seorang ibu yang ia temui disuatu acara, meminta Tulus untuk mengajarkan anaknya membuat pancake kartun.

Mas nanti kalau anakku udah agak gede, aku titipin ke mas buat diajarin,'” Ucapnya menirukan kata-kata orang tua tersebut.

Ia lantas bercerita bahwa pasangan suami istri asal Surabaya itu akhirnya mendatangi lokasi jualannya dan meminta Tulus untuk meluangkan waktu demi mengajarkan anak mereka.

“Bapak dan ibunya pengen anaknya ini di seni, karena anaknya ini bisa gambar, tapi sepertinya masih ambigu, jadi lewat pancake kartun ini semacam dikenalkan,” jelasnya.

Jauh sebelum tawaran untuk mengajar, orang tua dari anak tersebut bahkan sempat menawarkan diri untuk mensponsori usaha pancake kartun milik Tulus. Namun, Tulus menolak tawaran itu.

“Aku tuh kayak enggak enak untuk nerima, enggak enak aja,” ujarnya berulang.

Ia merasa jauh lebih tenang dan aman jika menjalankan usahanya secara independen. 

Kisah Tulus ini menjadi cerminan bahwa apabila sebuah usaha dijalankan dengan kesungguhan hati, maka pintu ide hingga pintu rezeki akan terbuka. (MG| Axel Sabina Rachel Rambing)

Baca juga: Kisah Tulus, Jualan Pancake Kartun Viral di Yogyakarta hingga Dapat Banyak Tawaran dari Restoran

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved