Satu Pohon di Bantul Tumbang dan Timpa Atap Rumah Warga, BPBD Imbau Waspada Cuaca Ekstrem

Atas kejadian itu, penghuni rumah mengalami kerugian sekitar Rp4 juta dikarenakan sebagian atap rumahnya rusak.

|
Dok. BPBD Bantul
POHON TUMBANG - Personel BPBD Bantul melakukan penanganan pohon tumbang yang menimpa rumah seorang warga di Krajan, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Rabu (29/10/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Atap rumah Jumi, warga Krajan, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, rusak usai tertimpa pohon pada Rabu (29/10/2025) sekitar pukul 03.15 WIB.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Antoni Hutagaol, menyampaikan sebelum kejadian, penghuni rumah sedang tidur.

Kemudian, hujan deras yang mengguyur lokasi tersebut. 

"Tiba-tiba, pohon di samping rumah Ibu Jumi tumbang. Akhirnya, Ibu Jumi terbangun dan memeriksa keadaan sekitar. Ternyata, pohon tumbang itu mengenai atap rumah Ibu Jumi," bebernya kepada Tribunjogja.com, Kamis (30/10/2025).

Kejadian itu kemudian diteruskan ke pihak RT setempat hingga ke BPBD Bantul untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Atas kejadian itu, penghuni rumah mengalami kerugian sekitar Rp4 juta dikarenakan sebagian atap rumahnya rusak.

Untuk meminimalisasi kejadian serupa, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yakni angin kencang, banjir, dan longsor selama beberapa waktu ke depan mulai.

"Berdasarkan pantauan dan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi cuaca ekstrem berlangsung pada Kamis-Jumat (30-31/10/2025)," tuturnya. 

Potensi cuaca itu perlu diwaspadai, sebab bisa menimbulkan dampak bencana termasuk potensi banjir dan longsor yang berlangsung di Kapanewon Piyungan, Imogiri, Dlingo dan Pundong.

Dikatakannya, masyarakat dapat melakukan sejumlah antisipasi dampak bencana mulai dari pembersihan saluran drainase dari tumpukan sampah hingga memperhatikan pohon yang perlu dipotong atau dipangkas agar tidak membahayakan masyakat di sekitarnya. 

"Bila terjadi bencana, segera berkoordinasi dengan FPRB kalurahan maupun kapanewon, teman-teman relawan, hingga BPBD. Serta selalu meng-update informasi cuaca dari BMKG," pesannya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved