Sempat Jalani Rawat Inap Karena Keracunan Menu MBG, 1 Siswa SMPN 2 Mlati Sleman Sudah Boleh Pulang

Kepala SMPN 2 Mlati, Isnan Abadi, menyebut para siswa yang mengalami gejala keracunan sudah berangsur membaik.

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
KERACUNAN - Siswa SMPN 2 Mlati dirujuk ke RSA UGM setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas Mlati 1 akibat keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), Jumat (24/10/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 215 orang mengalami gejala keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dari jumlah tersebut sebanyak 46 siswa menjalani rawat jalan, 61 siswa berobat mandiri, dan 1 siswa menjalani rawat inap di RSA UGM. 

Satu siswa yang menjalani rawat berasal dari SMPN 2 Mlati, Sleman.

Kepala SMPN 2 Mlati, Isnan Abadi, mengatakan siswa tersebut sempat menjalani pemeriksaan di Puskesmas Mlati 1.

Setelah diinfus, siswa tersebut dirujuk ke RSA UGM.

Alhamdulillah yang dirujuk ke RSA UGM pukul 15.45 WIB tadi sudah boleh pulang,” katanya, Minggu (26/10/2025).

Ia menyebut para siswa yang mengalami gejala keracunan sudah berangsur membaik.

Guru yang sebelumnya ikut mengalami keracunan pun sudah pulih kembali.

Isnan menerangkan pada Kamis (23/10/2025) lalu para siswa menerima MBG dengan menu nasi, acar, tahu balado dan opor ayam.

Makanan tersebut dikirim sekitar pukul 10.30 WIB dan dikonsumsi pada pukul 12.00 WIB.

Pada pukul 21.00 WIB, pihaknya menerima laporan bahwa siswanya mulai merasakan sakit perut dan diare.

Lalu pada Jumat (24/10/2025) pagi para siswa menceritakan sakit perut dan diare yang dialami.

Kemudian sekitar pukul 07.30 WIB, ada siswa yang mulai merasakan sakit perut dan diare.

“Pertama ada 12 anak dibawa ke puskesmas, setelah itu bertambah terus yang ke puskesmas, ada 1 anak diinfus di Puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSA UGM,” terangnya.

Tercatat ada 55 siswa SMPN 2 Mlati, 20 siswa MAN 3 Sleman, dan 13 siswa SDN Jombor Lor yang mendapat perawatan di Puskesmas Mlati 1 pada Jumat (24/10/2025) lalu.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pengambilan sampel makanan.

Sampel yang diambil adalah MBG yang didistribusikan pada Kamis (23/10/2025) kemarin. 

Sampel makanan yang diambil berupa nasi, opor ayam, tahu balado, acar timun wortel, dan buah anggur.

Sampel tersebut telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Masyarakat (labkesmas). 

"Sampel MBG hari kemarin sudah dikirim ke lab, tapi belum ada hasil. Berdasarkan hasil PE (analisis epidemiologi), gejala dirasakan siswa setelah mengkonsumsi menu MBG kemarin," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved