Ketika Impian Menatap Bintang Membawa Eko Hadi Mendirikan Komunitas Astronomi Nasional
Meskipun menempuh pendidikan tinggi di bidang Informatika, Eko tidak melupakan kecintaannya terhadap luar angkasa.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Jauh sebelum langit malam penuh dengan polusi cahaya, Eko kecil kerap memandang hamparan gemerlap bintang selepas belajar.
Kala itu, ia berandai-andai memiliki teleskop yang mampu melihat jelas jenis-jenis bintang di angkasa.
“Saat melihat bintang, saya merasa tenang. Bahkan sempat punya impian bisa membuat teleskop,” tutur Eko kepada Tribun Jogja.
Kini, laki-laki bernama Eko Hadi Gunawan (38) itu dikenal sebagai pendiri komunitas Penjelajah Langit, sebuah komunitas edukasi astronomi kenamaan di Indonesia yang berbasis di Yogyakarta.
Meskipun menempuh pendidikan tinggi di bidang Informatika, Eko tidak melupakan kecintaannya terhadap luar angkasa.
Pada 2013, ia mengikuti kursus musim panas yang diadakan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), yakni International School for Young Astronomer.
Pada tahun yang sama, bersama kawan-kawan satu hobi, Eko mulai mendirikan Penjelajah Langit melalui Facebook.
Menurut Eko, berakhirnya kursus tidak boleh menghentikan keinginan seseorang mempelajari benda-benda angkasa, bahkan tanpa alat canggih sekalipun.

“Tidak ada teleskop. Kami harus menepi ke pesisir pantai, mencari lokasi yang sangat gelap untuk melihat bintang dengan mata telanjang,” kenang Eko.
Saat itu, mereka dapat melihat Galaksi Bima Sakti dan Andromeda secara langsung. Dengan berbekal kamera DSLR, mereka menangkap momen tersebut untuk dibagikan ke media sosial komunitas.
Selain berbagi konten melalui media sosial, kini Penjelajah Langit juga rutin mengadakan sejumlah kegiatan, seperti kelas inkubasi untuk para edukator, pengamatan langit untuk publik di Alun-Alun Selatan, serta pengamatan khusus bagi para anggota.
Bagi publik yang ingin mengikuti pengamatan khusus, Penjelajah Langit menyediakan Ekspedisi Penjelajah Langit yang bersifat komersial.
Untuk melihat benda langit dengan jelas memang cukup menantang. Eko menceritakan bagaimana timnya harus menghadapi suhu ekstrem dan akses terbatas demi mengamati Galaksi Bima Sakti, Venus, dan bintang Pleiades di daerah Dieng.
“Jadi di open trip ini, kami menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kenyamanan peserta umum untuk melihat bintang dalam kondisi yang jauh berbeda dengan pusat perkotaan,” ujar Eko.
Pendiri komunitas ini juga menuturkan kisah menarik perjalanan 12 tahun Penjelajah Langit, yakni pengalaman mengejar fenomena gerhana bintang pada 2015.
“Untuk menyaksikan fenomena langka itu, kami mempersiapkan tim selebar Pulau Jawa hanya untuk mengamati bintang yang tertutup lima detik saja,” jelas Eko.
Sayangnya, Eko dan kawan-kawan tidak mendapatkan gambar karena kondisi cuaca yang saat itu mendung.
Bagi para pemula yang tertarik dengan astronomi, Eko berpesan agar dapat memulainya dengan pengamatan langsung. Beberapa aplikasi simulasi bintang kini tersedia gratis untuk mengarahkan pengguna ke posisi bintang.
Pria itu juga berharap, melalui misi edukasi Penjelajah Langit, kita tidak lagi hanya melihat astronomi sebagai pelajaran yang kompleks. “Lupakan rumus atau angka, kita dapat langsung menikmatinya,” pungkas Eko. (MG Sofia Natalia Zebua)
Jambon Gesikan Jadi Kampung Bebas Narkoba ke-11 di Kota Magelang |
![]() |
---|
UMMAD Gelar Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru, Wali Kota Madiaun Siap Beri Dukungan Skill Ekonomi |
![]() |
---|
Astra Motor Yogyakarta Perkuat Brand Engagement di Hari Pelanggan Nasional 2025 |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Film Inspiratif yang Dapat Mengubah Cara Pandang Hidupmu Pada Dunia |
![]() |
---|
8 Arti Mimpi Tidak Mendapat Restu Menikah Menurut Primbon Jawa, Pertanda Apa Ini? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.