Dugaan Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Amankan Sample Makanan dan Muntahan

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan  hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan keluar dalam kurun 7–14 hari.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
KERACUNAN: Kondisi sekolah di Gunungkidul pascakejadian dugaan keracunan, Kamis (4/6/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRINUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul telah mengamankan sampel makanan dan muntahan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonosari yang diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program makan bergizi gratis (MBG), pada Rabu (3/9/2025).

Sampel tersebut saat ini masih dalam proses pemeriksaan laboratorium.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan  hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan keluar dalam kurun 7–14 hari. Karena itu, penyebab pasti dugaan keracunan belum bisa dipastikan.

“Untuk sampel makanan dan muntahan sudah kita amankan, untuk makanan itu ada berbagai macam mulai dari nasi, sayur, hingga telur. Dan, ini masih dalam proses pemeriksaan laboratorium. Sementara, terkendali tidak ada penambahan kasus. Statusnya masih dugaan keracunan,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).

Ismono menuturkan sample tersebut diambil oleh tim gerak cepat yang terdiri dari Puskemas dan Dinas Kesehatan,  usai laporan dugaan keracunan di  Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonosari.

"Setelah adanya laporan, tim gerak cepat langsung melakukan penyelidikan etimologis hingga pengambilan sampel makanan dan muntahan, termasuk mengambil sampel air di lokasi," ucapnya.

Ismono menuturkan pihaknya harus menunggu hasil sample untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan tersebut. Namun, biasanya keracunan  makanan disebabkan oleh bakteri atau bahan kimia tertentu. 

"Dari pengalaman yang pernah terjadi, tetapi bukan kasus MBG. Biasanya keracunan disebabkan hal tersebut," tuturnya.

Sebagai tindak lanjut atas kasus keracunan tersebut, Ismono menuturkan akan mendorong  pemasak atau tukang masak di dapur MBG untuk  mengikuti pelatihan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

"Nantinya, kami akan turun dan monitoring langsung," tuturnya.

Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi intensif dengan Puskesmas terdekat. Hal ini dilakukan untuk antisipasi kejadian luar biasa.

"Koordinasi insentif dengan teman-teman Puskemas akan dilakukan, jika terjadi keracunan sudah ada koordinasi. Karena ini, tugas bersama", urainya.

Sebelumnya diberitakan, empat siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program makan bergizi gratis (MBG), pada Rabu (3/9/2025) kemarin.

Akibat hal tersebut, keempat pelajar ini mengeluh mual dan muntah sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved