Pemda DIY Perkuat Ketahanan Pangan melalui Lima Strategi Utama

Pemda DIY menegaskan komitmennya memperkuat ketahanan pangan dan efisiensi rantai pasok melalui lima strategi utama.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan komitmennya memperkuat ketahanan pangan dan efisiensi rantai pasok melalui lima strategi utama.

Kelima strategi tersebut meliputi penguatan produksi pangan, percepatan digitalisasi pertanian, mendorong investasi, pemutakhiran sistem logistik, serta penguatan sinergi antarlembaga.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, dalam Yogyakarta Economic Symposium (YES) 2025 di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Selasa (26/8/2025).

“Kelima strategi ini menjadi pedoman dalam merancang kebijakan ketahanan pangan yang efektif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Melalui kolaborasi lintas sektor, kita dapat menciptakan inovasi kebijakan untuk memastikan ketahanan pangan DIY yang berkelanjutan di masa depan,” ujar Sri Paduka.

Sri Paduka menyebut, meskipun DIY masih menghadapi tantangan akibat dinamika global, perubahan iklim, dan ketidakpastian geopolitik yang memengaruhi stabilitas harga, distribusi komoditas, serta daya beli masyarakat, terutama pada kelompok pangan bergejolak, kerja sama lintas pemangku kepentingan mampu menjaga stabilitas ekonomi.

“Dengan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, kami dapat menjaga perekonomian tetap stabil. Ini penting agar dampak fluktuasi harga dan ketidakpastian iklim tidak sampai mengganggu kesejahteraan warga DIY,” katanya.

Sri Paduka juga menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi.

“Memasuki triwulan II tahun 2025, perekonomian DIY menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan mencapai 5,49 persen year-on-year, tertinggi se-Jawa. Pertumbuhan ini didorong oleh produktivitas sektor pertanian, perdagangan besar dan eceran, serta pariwisata yang terus berkembang,” jelasnya.

Salah satu inisiatif penting adalah Program Lumbung Mataraman, yang bertujuan mengoptimalkan pertanian lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkuat kemandirian pangan melalui investasi pada teknologi pertanian dan infrastruktur logistik.

“Keberhasilan program ini memerlukan sinergi berbagai pihak agar tercipta sistem pangan yang inklusif dan berdaya saing,” imbuh Sri Paduka.

YES 2025, yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Yogyakarta dan Pemda DIY, hadir sebagai pembaruan dari Jogja Economic Forum 2024.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia DIY dan ISEI Yogyakarta yang telah memfasilitasi kompetisi dan dialog, menampung aspirasi, serta mendorong lahirnya rekomendasi berbasis riset untuk memperkuat ketahanan pangan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BI DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menuturkan berdasarkan data BPS, perekonomian DIY triwulan II 2025 tumbuh akseleratif sebesar 5,49 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang 5,11 persen.

"Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan kinerja ekonomi Jawa dan nasional, masing-masing 5,24 persen dan 5,12 persen,” katanya.

Sri Darmadi menambahkan, pertumbuhan ekonomi DIY didorong oleh konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto, dengan sektor konstruksi, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta industri pengolahan sebagai kontributor utama.

“Momentum libur sekolah dan cuti bersama juga turut mendongkrak kinerja konsumsi rumah tangga,” katanya.

Meski konsumsi meningkat, tekanan inflasi tetap terkendali di kisaran target nasional, 2,5 persen plus minus 1 persen, dengan inflasi tahunan DIY sebesar 2,6 persen.

“Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi TPID DIY dalam program pengendalian inflasi pangan melalui kerangka 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” jelas Sri Darmadi.

Ia menekankan, meski pertumbuhan positif, tantangan global dan domestik masih ada, termasuk disrupsi ekonomi dan geopolitik, kenaikan harga pangan dunia, alih fungsi lahan pertanian, dan tekanan pada ekspor.

“Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat sasaran. YES 2025 menjadi wadah diskusi ekonomi terkini bagi praktisi, akademisi, dan pemangku kebijakan di DIY,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan YES 2025, KPWB DIY, ISEI Yogyakarta, dan Pemda DIY melaksanakan Call for Paper dengan tema Peran Investasi dalam Mendorong Ketahanan Pangan untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan.

Dari 153 proposal yang masuk, 72 kategori mahasiswa dan 81 kategori umum, hasil kajian mengangkat topik optimalisasi industri pangan, teknologi pertanian, UMKM, dan pengembangan human capital.

“Paper-paper ini menjadi masukan penting bagi pelaksanaan assessment perekonomian DIY dan landasan pengambilan kebijakan yang tepat sasaran, sesuai perkembangan isu terkini yang ditangkap oleh riset dan kajian,” ujar Sri Darmadi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved