Lulusan IT Tetap Dibutuhkan: Mitos dan Fakta di Tengah Gempuran AI

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana Wimmie Handiwidjojo

Oleh Wimmie Handiwidjojo

Dosen Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Duta Wacana

Beberapa tahun belakangan, dunia diguncang oleh ledakan teknologi kecerdasan buatan  (Artificial Intelligence/AI) yang tampaknya menjanjikan efisiensi dan otomatisasi di berbagai  sektor.

Di balik inovasi ini, muncul pula kekhawatiran: apakah manusia, khususnya lulusan Teknologi Informasi (TI), akan tergantikan oleh AI? 

Apakah peran mereka masih relevan di  masa depan?

Pertanyaan-pertanyaan ini kerap muncul di ruang-ruang diskusi publik, media sosial, bahkan  menjadi kegelisahan para siswa SMA dan orang tua dalam menentukan pilihan studi.

Namun, mari kita lihat lebih jernih dan menyeluruh. Apakah benar lulusan IT akan tersingkir karena AI?

Ataukah justru mereka menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengarahkan kemajuan teknologi ini?

AI: Alat Pintar, Bukan Pengganti Total

AI memang mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dengan cepat.

Ia dapat memproses data dalam jumlah besar, mengotomatiskan tugas-tugas administratif, bahkan menulis kode atau menganalisis pola perilaku pengguna.

Namun yang sering dilupakan adalah: AI tidak bekerja sendiri.

AI tidak "tahu" apa yang harus dilakukan tanpa arahan manusia.

Algoritma yang menjadi otaknya dikembangkan oleh para ilmuwan dan praktisi TI.

AI bekerja karena ada manusia di baliknya merancang, melatih, menguji, dan mengevaluasi  sistem yang digunakan.

Halaman
123

Berita Terkini