Tribunjogja.com Klaten -- Pemerintah Desa Prawatan di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar kegiatan Wiwit Ageng Pertiwi, pada Rabu (6/8/2025).
Tradisi wiwitan yang dilakukan warga setempat sebelum memulai panen jagung itu dihadiri Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Dapil VII, P Bayu Kusuma.
Pantauan Tribun Jogja, kegiatan Wiwit Ageng Pertiwi dilaksanakan di pinggir jalan dekat lahan jagung yang siap panen di Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kegiatan itu diisi dengan tradisi makan bersama nasi wiwit pincuk dengan lauk ikan asin, sayur trancam, suwiran daging ayam kampung, dan peyek kacang.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari fraksi Partai Gerindra itu tampak nikmat menyantap nasi pincuk bersama para petani di Desa Prawatan.
Meski mereka duduk lesehan di atas tikar yang digelar di aspal jalan, tetapi tidak mengurangi suasana hangat.
Setelah selesai menyantap makanan, P Bayu Kusuma sempat berdiskusi dengan para petani.
Dia mendengarkan dan menampung aspirasi petani warga Desa Prawatan terkait masalah pertanian yang dihadapi di lapangan.
"Acara Wiwit Ageng Pertiwi itu jadi tradisi Desa Prawatan sebelum panen jagung. Itu berkolaborasi juga dengan perusahaan pembibitan jagung yang memberikan bibit lalu ditanam petani dan kemudian hasil panennya diambil lagi oleh perusahaan dengan harga cukup signifikan," ucap Bayu Kusuma kepada awak media, Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, program kerjasama itu memberikan dampak positif untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Diharapkan, petani tidak hanya sebagai obyek sumber pemasok hasil produksi, tetapi juga didorong meningkatkan taraf hidupnya.
Bayu mengaku dalam kunjungan kali itu mendapatkan beberapa aspirasi yang diserap dari petani Desa Prawatan.
Di antaranya terkait perbaikan atau revitalisasi saluran irigasi di desa setempat.
Sebab, ada beberapa saluran irigasi yang sudah rusak dan butuh diperbaiki segera agar hasil produksi pertanian Desa Prawatan bisa maksimal.
"Yang kedua (aspirasi) terkait alat-alat pertanian (alsinta), salah satunya drone. Tapi ada konsekuensinya kalau minta drone berarti harus dilakukan penanaman serentak. Penanaman serentak itu kan juga untuk mengantisipasi atau membasmi hama," katanya.
"Karena kalau tanamnya tidak serentak justru membuat hama bisa berpindah-pindah," imbuhnya.
Dia menyebut, DPRD Provinsi Jawa Tengah terus berkomitmen mendukung kesuksesan program pemerintah tentang swasembada dan ketahanan pangan. Pihaknya pun ingin memastikan Kabupaten Klaten kembali menjadi penyangga lumbung pangan nasional.
"Semua instansi dari kepolisian, TNI, dan dinas terkait diajak mengguyubkan penanaman dan menyukseskan ketahanan pangan. Karena itu dinas pertanian diharapkan bisa mengoptimalkan lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan padi dan jagung," terang dia.
Baca juga: Langkah Pemdes Demakijo Klaten Ubah Lahan Rawa Lebih Produktif, Petani Milenial Ikut Mengelola
Tradisi Sesepuh Desa
Kepala Desa Prawatan, Sabiq Muhammad, mengatakan Wiwit Ageng Pertiwi adalah tradisi peninggalan sesepuh desa.
Tradisi itu dilaksanakan lewat kegiatan tasyakuran sebelum panen dengan harapan Tuhan Yang Maha Esa bisa meridhoi dan memberikan berkah.
Sabiq menjelaskan, sejumlah petani Desa Prawatan bekerja sama dengan PT Agri Makmur Pertiwi dalam membudidayakan jagung varietas Pertiwi JP03.
Ada sekitar 2 hektare lahan yang dikerjasamakan untuk budidaya jagung.
"Itu untuk permulaan. Bagi petani Prawatan mendapatkan kemudahan akses pupuk dan benih yang diberikan langsung oleh perusahaan. Kemudian perusahaan juga memberikan jaminan pembelian hasil produksi petani dengan harga di atas pasaran, yakni sekitar Rp6.000 per kg," katanya.
Pihaknya menuturkan sebenarnya varietas jagung itu dahulu paling dihindari oleh warga Desa Prawatan. Sebab, berkali-kali warga yang menanam jagung tersebut jarang panen.
"Tapi dengan adanya metode terbaru semacam SOP kapan kami harus menanam, memberi pupuk, dan semua sudah terjadwal. Akhirnya petani tinggal melaksanakan dan memberi nutrisi terbaik supaya hasil panen perdana yang kami kerjasamakan dengan Pertiwi lebih baik," tandasnya. (drm)