Pemda DIY Dorong Ikan Lokal untuk Program Makan Bergizi Gratis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seminar Zero Waste dan Pangan Akuatik pada Program Makan Bergizi Gratis yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DKP DIY) bersama Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), di Ruang Gurami, DKP DIY, Yogyakarta, Selasa (5/8/2025).

Mengenai frekuensi konsumsi ikan dalam menu MBG, Hery mengakui masih terdapat variasi dan belum merata.

“Ada dapur yang menyajikan ikan lima hari sekali, ada yang sepuluh hari, bahkan tiga minggu sekali. Ada juga yang belum menyajikan sama sekali,” katanya.

“Kita ingin ini ditingkatkan, minimal satu kali setiap lima hari.”

Untuk itu, DKP DIY tengah melakukan survei lapangan dan menyusun strategi penyediaan bahan baku ikan lokal agar pasokan lebih stabil dan tidak bergantung pada luar daerah.

Meski berpotensi besar, program ini juga menghadapi sejumlah kendala. Hery menyebut dua isu utama: budaya dan teknis.

“Masih banyak yang tidak suka makan ikan, ada juga kendala bau amis, duri, atau kesulitan mengolah. Tapi ini bisa diatasi lewat edukasi dan pembiasaan,” jelasnya.

Ke depan, DKP DIY akan memperkuat edukasi dan kemitraan UMKM sebagai bagian dari ekosistem MBG.

Pelibatan sektor swasta dan kelompok usaha lokal dinilai krusial untuk menjaga keberlanjutan program dan memperkuat ekonomi akar rumput.

“Kita perlu terus membangun komitmen bersama. Prospek program ini sangat besar jika dikelola dengan baik,” pungkasnya.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Aria Nugrahadi, menambahkan bahwa ketahanan pangan yang adil, sehat, dan berkelanjutan menjadi bagian dari visi besar pemerintah terhadap pemenuhan gizi anak-anak Indonesia, khususnya di Yogyakarta.

“Sektor perikanan memiliki prospek besar sebagai fondasi Program MBG. Ini adalah intervensi negara yang konkret dalam meningkatkan kualitas gizi generasi masa depan,” ujar Aria.

Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan sektor perikanan yang terintegrasi, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga pengelolaan limbah, agar mampu memenuhi kebutuhan pangan bergizi dengan tetap menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi lokal.

“Dengan kualitas gizi yang unggul dan ketersediaan yang relatif stabil, perikanan bisa menjadi sumber protein hewani yang sehat dan terjangkau, serta dikelola secara mandiri oleh komunitas,” tambahnya.

Aria menyampaikan bahwa pesan serupa juga telah ditegaskan oleh Gubernur DIY dalam forum internasional bidang perikanan beberapa waktu lalu.

“Produk perikanan adalah bagian dari living tradition masyarakat. Ia kaya gizi, tinggi protein, dan mikronutrien, serta menjadi pelengkap ideal pola konsumsi pokok rakyat Indonesia,” katanya.

Halaman
123

Berita Terkini