TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meresmikan puluhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muhammadiyah di seluruh Indonesia pada Selasa (15/7/2025).
Agenda peresmian dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syamsul Anwar, Ketua Koordinator Nasional Program Makan Bergizi Muhammadiyah (MBM) PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) RI Dadan Hindayana.
Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar menyampaikan amanahnya pada acara peresmian tersebut.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2024 tentang filosofi penyelenggaraan MBG, pertimbangan nomor satu dalam dalam rangka membangun sumber daya yang berkualitas yaitu dengan melaksanakan program optimalisasi pemenuhan gizi nasional.
Hal ini penting mengingat Indonesia sedang dihadapkan dengan visi Indonesia Emas.
MBG pada prosesnya sangat berkaitan erat untuk mempersiapkan generasi yang tangguh dan berkualitas.
Selaras dengan pasal lanjutan yang mengatakan bahwa sasaran MBG yakni Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Batita dan Balita, serta peserta didik dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah.
Syamsul mengungkapkan, ditinjau dari segi Persyarikatan Muhammadiyah, pelaksanaan MBG harus ditempatkan dalam filosofi gerakan Muhammadiyah, yakni fikih Al-Ma'un.
"Maka, saya mengingatkan kepada kader-kader Muhammadiyah agar tidak tercerabut dari filosofi dasar Al-Ma'un, yakni kemampuan untuk berbagi. Sarannya, kegiatan ini jangan didasarkan kepada pola-pola yang lebih pada pertimbangan ekonomi an-sich, apalagi pertimbangan dua hubungan transaksional," jelasnya.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Lokal, Sleman Bakal Jadi Model Nasional
Sementara Nurul Yamin menyampaikan agenda peresmian pada pagi hari ini ditujukan untuk 21 SPPG.
Detail sebaran tersebut yakni enam titik di provinsi DI Yogyakarta, lima titik di Jawa Tengah, tujuh titik di Jawa Barat, satu titik di Banten, satu titik di Jawa Timur, dan satu titik di Kalimantan Utara dengan total tersebar di lima belas kabupaten dan kota.
Ke depannya diperkirakan akan menyusul 50 titik di seluruh Indonesia pada tahap kedua.
Program ini merupakan model kolaborasi antara entitas negara, yakni Badan Gizi Nasional, masyarakat ekonomi yang terdiri dari petani, nelayan, pekerja, dan entitas masyarakat sosial keagamaan, serta Muhammadiyah.
Semua lapisan ini bergerak dalam satu visi Indonesia Sehat ke depan.
"MBG harus kita kelola yang pertama dengan penuh tanggung jawab. Kedua clear atau transparan, tanpa ada konflik interest dan bersih dari niat-niat jahat. Yang ketiga clean, jangan sampai terbesit sedikitpun melakukan perilaku yang menodai amanat dari persyarikatan Muhammadiyah. Semuanya bersatu dalam menjalankan komitmen persyarikatan Muhammadiyah," ungkapnya.