TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta (KPU DIY) mulai bergerak menyiapkan pemilih cerdas sejak dini dengan menggelar pendidikan pemilih pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) tahun ajaran baru 2025/2026.
Program ini menyasar siswa SMP/MTS hingga SMA/MA sederajat sebagai calon pemilih Pemilu 2029 mendatang.
Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari program “Tutur Demokrasi” yang menjadi prioritas KPU DIY.
Program ini bertujuan menanamkan pemahaman demokrasi dan kepemiluan kepada generasi muda sejak dini.
“MPLS dan Matsama menjadi momentum strategis untuk mengenalkan nilai-nilai dasar demokrasi dan pemilu kepada siswa. Kami ingin membentuk kesadaran politik sejak awal tanpa menggurui, melainkan mendidik,” ujar Shidqi, Kamis (10/7/2025).
Pelaksanaan pendidikan pemilih dijadwalkan pada 14-18 Juli 2025 di hari-hari pertama masuk sekolah.
Model pelaksanaan dilakukan melalui tatap muka langsung oleh petugas KPU di sekolah yang dapat dijangkau.
Sementara di sekolah yang tidak dapat dikunjungi, materi akan disampaikan oleh guru pendidikan kewarganegaraan atau guru yang ditunjuk dengan panduan video atau presentasi interaktif dari KPU.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman antara KPU DIY dan Pemerintah Daerah DIY, didukung penuh oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY untuk pelaksanaan di madrasah.
Materi pendidikan akan dikemas dalam pendekatan narasi khas Jogja melalui tradisi bertutur agar lebih mudah dipahami siswa.
Selain menyasar pemilih pemula, program Tutur Demokrasi KPU DIY juga mencakup segmen disabilitas, perempuan, dan kelompok marginal.
Pelaksanaannya tak hanya melalui pertemuan langsung, tetapi juga melalui media podcast yang tayang di kanal YouTube resmi KPU DIY.
Shidqi menegaskan, literasi demokrasi yang rendah menjadi salah satu tantangan partisipasi pemilih di DIY.
Melalui program ini, KPU DIY berharap para pelajar tidak hanya siap memilih, tetapi juga memahami makna hak suara mereka dalam menentukan arah kebijakan bangsa.
“Kami tidak ingin pemilih hanya datang ke TPS karena kewajiban, tetapi juga karena kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara,” imbuhnya.
Dalam catatan KPU, pemilih muda diprediksi mendominasi Pemilu 2029.
Oleh karena itu, pendidikan politik sejak dini menjadi investasi penting bagi kualitas demokrasi ke depan. (*)