Kisah Kakek di Sidoarjo Hidup Memprihatinkan di Gubuk Reyot di Pinggir Tanggul Lapindo

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KISAH MBAH TASRIPAN - Mbah Tasripan belasan tahun hidup di gubuk tak layak, terlantar oleh anak-anaknya.

TRIBUNJOGJA.COM, SIDOARJO - Wakil Bupati Sidoarjo, Hj Mimik Idayana mengajak seorang kakek yang tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggir tanggul Lumpur Lapindo untuk tinggal di kos miliknya.

Kakek bernama Mbah Tasripan itu sebelumnya sudah tinggal di gubug reyot di pinggir tanggul Lapindo selama belasan tahun.

Mbah Tasripan sebenarnya masih memiliki dua orang anak.

Namun kedua anak Mbah Tasripan sudah berkeluarga dan tinggal di wilayah lain.

Salah satu anak Mbah Tasripan bahkan ada yang menjadi anggota TNI.

Namun kedua anaknya yang tinggal Malang, dan satu lagi tinggal di Kali Tengah, Sidoarjo membiarkan ayahnya hidup memprihatinkan.

Dikutip dari Tribun Jatim, Mbah Tasripan tinggal di gubuk reyot itu sudah sejak 2013 silam, atau sekitar 12 tahun lamanya.

Selama ini Mbah Tasripan hidup dari mencari barang rongsokan.

Kondisinya yang memprihatinkan akhirnya mendapatkan perhatian dari orang nomor dua di Sidoarjo.

Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana mengetahui ada salah satu warganya yang hidup memprihatinkan setelah mendapatkan laporan dari warga.

Baca juga: Lebih dari 1.000 Warga Eks Timor Timur Menetap di Jogja, Minta Perhatian dari Negara

Sesampai di gubuk yang ditinggali Mbah Tasripan, Mimik tidak bisa menyembunyikan keprihatinannya.

"Bapak, saya punya rumah, punya kos-kosan. Mau tinggal di situ?" tanya Mimik kepada Mbah Tasripan, melansir unggahan di akun Instagram miliknya.

Setelah beberapa saat, Mbah Tasripan menjawab lirih, "Mau."

Mimik pun mengajaknya langsung pindah.

"Sekarang ikut saya. Enggak usah bawa barang-barang njenengan yang ada di sini."

"Biar ini nanti dirobohkan. Baju semuanya saya kasih," ujarnya, dikutip dari Tribun Jateng.

Setelah sepakat, Wabup Sidoarjo mempersilakan Tasripan untuk mandi.

"Sampeyan adus sing bersih, ambil wudu, nanti salat di masjid depan."

"Sudah ada kasurnya. Nanti peralatan tak belikan," sambungnya.

Mimik bahkan menuntun Tasripan berjalan, memberinya pakaian dan sarung baru untuk salat.

Kepada Mimik, Mbah Tasripan mengaku kalau adanya memang sesekali menengok dirinya.

"Nengok, tapi enggak pernah ngasih," ujar Tasripan.

Saat membahas tentang anaknya, Tasripan menuturkan bahwa buah hatinya tidak mengerti kondisi orang tua.

"Enggak ngerti sama orang tua," kata Tasripan saat menceritakan kondisi keluarganya.

"Wes enggak opo-opo, sak iki ono aku," jawab Wabup sambil menenangkan.

Aksi Mimik ini dilakukan bersama Baznas Sidoarjo.

Bersama Baznas Sidoarjo, pihaknya juga memberikan bantuan sembako dan peralatan kebutuhan sehari-hari. 

"Saya merasa ini adalah tanggung jawab kita sebagai pemerintah daerah," tegas Mimik Idayana. (*)

 

Berita Terkini