Sebab, jika sektor usaha perusahaan dinilai kurang tepat untuk masuk pasar pada saat itu, perusahaan cenderung menunda IPO.
Faktor eksternal seperti dinamika pasar, ketidakpastian ekonomi, atau harga komoditas yang kurang mendukung juga menjadi alasan penundaan IPO.
Perusahaan biasanya menunggu waktu yang dianggap paling optimal untuk mendapatkan valuasi terbaik dan minat investor yang tinggi.
“Jadi, penundaan IPO di tahun 2025 menurut kami umumnya disebabkan oleh kesiapan internal perusahaan, seleksi ketat dari BEI, pertimbangan momentum sektor usaha, serta dinamika dan ketidakpastian pasar,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya tetap optimis perusahaan di DIY bisa melantai di BEI. Terlebih jumlah investor pasar modal selalu tumbuh positif.
“Tentunya jumlah emiten juga akan mengalami pertumbuhan,” pungkasnya. (*)