"Dari dulu sudah dilarang, tetapi masih ada beberapa yang melanggar. Kemacetan parah yang pernah terjadi di sini juga akibat bus yang tidak seharusnya lewat," ungkapnya.
Selain mengatur lalu lintas, kebijakan ini juga diharapkan dapat mengurangi dampak lalu lintas terhadap struktur Plengkung Gading.
Plengkung yang dibangun tanpa semen, hanya menggunakan campuran kapur dan batu bata, mengalami retakan yang terdeteksi sejak 2018.
"Semakin banyak kendaraan yang melintas, semakin besar beban terhadap struktur bangunan. Plengkung Gading sejak awal memang tidak dirancang untuk dilalui kendaraan berat," kata Wiyos.
Uji coba SSA akan berlangsung selama satu bulan dan terus dievaluasi.
"Jika minggu pertama hanya 2 jam di pagi dan sore, minggu kedua mungkin akan diperpanjang hingga 8 jam, dan seterusnya secara bertahap. Kami akan melihat hasilnya sebelum memutuskan apakah sistem ini akan diterapkan secara permanen," pungkasnya. (*)