TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah selama bulan Ramadan masih menunggu kepastian.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menyatakan, keputusan sepenuhnya berada di tangan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kepala Disdikpora DIY, Suhirman, mengungkapkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan SPPG untuk menentukan teknis pelaksanaan program ini.
"Kami akan koordinasi dengan pihak SPPG dulu," ujar Suhirman.
Program MBG sebelumnya telah diuji coba di beberapa SMA/SMK di DIY, namun pelaksanaannya belum sepenuhnya merata dan masih dilakukan secara bertahap.
Terlebih, memasuki bulan Ramadan, ada kebutuhan untuk melakukan penyesuaian agar distribusi makanan tidak mengganggu proses belajar mengajar.
"Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul juga sudah, tapi banyak yang SD dan SMP," tambahnya.
Hingga Senin (24/2/2025) kemarin, program MBG dilaksanakan di SMK Negeri 4 Yogyakarta, SMA Negeri 5 Yogyakarta, dan SMA Negeri 1 Wonosari.
Baca juga: Disdikpora DIY Kurangi Durasi Belajar Siswa Selama Ramadan, Fokus pada Ibadah dan Pembinaan Karakter
Meski demikian, seluruh pengelolaan hingga pendanaan program ini masih berada di bawah kewenangan pusat melalui Badan Gizi Nasional, sementara anggaran dari Pemda DIY belum digunakan.
Disdikpora sendiri berperan dalam mengumpulkan data sasaran penerima MBG.
Mereka juga mengusulkan agar pendistribusian makanan dilakukan saat jam istirahat untuk menghindari gangguan aktivitas pembelajaran.
"Jadi akan menyesuaikan saat istirahat sekolah (pendistribusiannya)," terang Suhirman.
Distribusi makanan memang memerlukan waktu, termasuk untuk membagikan dan mengembalikan wadah makanan. Kepala sekolah pun sudah berkoordinasi dengan SPPG terkait waktu pengantaran makanan.
Terpisah, Widiatmoko Herbimo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK N 4 Yogyakarta, berharap program MBG tetap berjalan saat Ramadan.
Ia menilai program ini akan sangat membantu siswa, terutama jika dikaitkan dengan agenda buka puasa bersama dan pesantren kilat.
"Menekan biaya pengeluaran, mendukung agenda pesantren kilat juga," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pesantren kilat di sekolahnya berlangsung hingga pukul 16.00, dan siswa bisa berbuka puasa di masjid atau rumah masing-masing.
Namun, jika program MBG tetap dilaksanakan, ada kemungkinan siswa bisa berbuka bersama di sekolah. (*)