6 SKEMA Skrining Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun dari Pemerintah untuk Balita, Anak hingga Lansia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Tes Kesehatan - 6 SKEMA Skrining Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun dari Pemerintah untuk Balita, Anak hingga Lansia

TRIBUNJOGJA.COM - Mulai Februari 2025, pemerintah akan meluncurkan program skrining kesehatan gratis yang diperuntukkan bagi masyarakat yang berulang tahun. 

Program yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit sejak dini, termasuk penyakit kardiovaskular seperti stroke, jantung, dan hiperte
nsi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa program ini menyasar seluruh kelompok usia, mulai dari balita, anak-anak, dewasa, hingga lanjut usia (lansia). 

“Kalau kita bisa cegah gula dan hipertensi (darah tinggi) sejak ini, InsyaAllah kita tidak kena stroke, enggak cuci darah, enggak kena mata,” ujarnya seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari laman Kompas.com. 

Berikut adalah enam skema yang telah disiapkan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan skrining kesehatan gratis tersebut:

1. Skrining di 30.000 Fasilitas Kesehatan

Pemerintah telah menyiapkan 10.000 puskesmas dan 20.000 klinik swasta untuk mendukung layanan skrining kesehatan gratis. 

Menurut Budi, program ini merupakan salah satu upaya transformatif terbesar dalam sejarah kesehatan Indonesia.

Program yang diinisiasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tersebut bakal menyasar 280 juta orang.

Budi menyebutkan, jumlah masyarakat yang disasar lewat skrining kesehatan gratis melebih vaksinasi Covid-19 sebanyak 180 juta orang, stunting 25 juta orang, dan makan bergizi gratis 80 juta orang. 

“Tapi, program yang menjangkau 280 juta orang itu sangat langka,” ujar Budi.

Meski begitu, skrining kesehatan gratis di puskesmas dan klinik hanya berlaku untuk bayi, balita, dewasa, dan lansia.

Baca juga: 8 Syarat dan Cara Klaim Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun Mulai Februari, Jangan Lupa Aktifkan BPJS

2. Layanan Skrining di Sekolah untuk Anak-anak

Karena jumlah penerima skrining kesehatan mencapai 280 juta orang, anak-anak akan menjalani pemeriksaan kesehatan di sekolah, bukan di puskesmas atau klinik. 

Pemerintah telah menetapkan 300.000 sekolah sebagai lokasi pemeriksaan.

“Kalau 280 juta ke klinik dan puskesmas enggak akan cukup. Jadi, anak sekolah dibagi ke 300.000 sekolah,” jelas Budi. 

Pemeriksaan di sekolah dilakukan pada waktu yang telah dijadwalkan, bukan pada hari ulang tahun.

3. Kuota Pemeriksaan Berdasarkan Kelompok Usia

Bayi yang baru lahir akan mendapatkan skrining kesehatan sebanyak enam kali, sementara balita delapan kali, anak-anak sepuluh kali, dan dewasa serta lansia hingga 19 kali sepanjang hidup mereka.

4. Pendaftaran via Satu Sehat Mobile dan WhatsApp

Untuk memudahkan masyarakat, pendaftaran skrining kesehatan dilakukan melalui aplikasi Satu Sehat Mobile dan WhatsApp (WA). 

Dengan aplikasi ini, masyarakat bisa mendapatkan antrean dan menerima laporan hasil pemeriksaan kesehatan.

Bagi mereka yang tidak memiliki ponsel, seperti anak-anak atau lansia, anggota keluarga dapat menambahkan profil tertaut untuk mendaftarkan mereka untuk mendapatkan antrean skrining kesehatan gratis. 

5. Berlaku satu bulan sejak ultah

Budi menerangkan, skrining kesehatan gratis berlaku satu bulan setelah hari ultah. Khusus masyarakat yang ultah pada Januari-Maret, mereka bisa melakukan skrining kesehatan gratis sampai April.

“Untuk yang ulang tahun berikutnya dilakukan ditawarkan setiap dia ulang tahun sampai satu bulan sesudahnya,” jelas Budi.

Meski begitu, ia menegaskan, skrining kesehatan gratis tidak sama dengan medical check up di rumah sakit.

“Ini yang very basic, yang tidak pernah diukur sama sekali tekanan darahnya,” jelasnya.

5. Berlaku Satu Bulan Setelah Ulang Tahun

Layanan skrining kesehatan gratis ini berlaku selama satu bulan setelah tanggal ulang tahun. 

Khusus masyarakat yang berulang tahun pada Januari hingga Maret, mereka dapat menjalani pemeriksaan hingga April.

“Untuk yang ulang tahun berikutnya dilakukan ditawarkan setiap dia ulang tahun sampai satu bulan sesudahnya,” ujar Budi. 

Meski demikian, Budi menegaskan bahwa pemeriksaan ini hanya mencakup tes dasar seperti pengukuran tekanan darah.

Baca juga: Kemenhub Bakal Gelar Mudik Gratis Idul Fitri 2025

6. Pemeriksaan Kesehatan Mental untuk Anak hingga Lansia

Selain pemeriksaan fisik, program ini juga mencakup skrining kesehatan mental bagi anak-anak, dewasa, dan lansia. 

“Padahal, data menunjukkan 1 dari 10 orang mengalami gangguan mental seperti anxiety, depresi, atau bipolar, sama seperti penyakit jantung. Ini perlu penanganan serius,” kata Budi.

Pemeriksaan kesehatan mental dilakukan dengan metode pengisian kuesioner yang dirancang untuk mendeteksi gangguan sejak dini.

7. Pakai BPJS Kesehatan 

Untuk mengikuti skrining kesehatan gratis, peserta diwajibkan memiliki BPJS Kesehatan. Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Azhar Jaya, BPJS Kesehatan akan memfasilitasi tindak lanjut apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya masalah kesehatan.

“Selain itu, kita ingin meningkatkan partisipasi masyarakat agar patuh dan mengikuti program BPJS,” ujarnya.

Dengan skema ini, pemerintah berharap masyarakat Indonesia dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini, baik fisik maupun mental. 

Program ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan generasi yang lebih sehat di masa depan.

( Tribunjogja.com / Kompas.com )

Berita Terkini