TRIBUNJOGJA.COM - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Rabu (29/1/2025), Klenteng Fuk Ling Miau, yang juga dikenal sebagai Klenteng Gondomanan, mulai melakukan berbagai persiapan untuk menyambut momen spesial tersebut.
Salah satu kegiatan yang mencolok adalah pembersihan patung dewa-dewi (rupang) yang terdapat di klenteng tertua di Kota Yogyakarta ini.
Pada Jumat (24/1), para pengurus dan umat bergotong royong membersihkan ratusan rupang yang menjadi bagian penting dalam tradisi klenteng. Patung-patung tersebut dicuci dengan air sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa-dewi.
Tidak hanya itu, relawan dari Forum Relawan Demokrasi (Foreder) juga turut serta menyapu dan memungut daun kering di sekitar area klenteng.
Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo, turut hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi tradisi bersih-bersih yang dilakukan dan menyarankan agar hal serupa diterapkan pada perayaan agama lainnya.
"Saya setuju sekali kalau perayaan hari-hari besar agama apa saja disertai kegiatan yang bermanfaat untuk semua orang," ujar Hasto.
Hasto juga mengusulkan agar pengurus klenteng memberikan sembako kepada warga kurang mampu, sehingga perayaan keagamaan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Ia menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di sekitar klenteng.
"Hari ini saya minta bersih-bersih, saya bilang radius 500 meter dari Klenteng tidak ada sampah," tambahnya.
Kegiatan bersih-bersih ini juga menjadi simbol toleransi dan keberagaman. Hasto mengungkapkan, "Hampir semua agama mengajarkan bahwa kebersihan dan gotong royong itu baik.
Bahkan, dalam Islam, kebersihan adalah bagian dari iman. Jadi, membersihkan lingkungan saya kira adalah sesuatu yang disepakati oleh semua agama."
Ketua Klenteng Fuk Ling Miau, Angling Wijaya, juga mengapresiasi kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan lintas agama ini. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan ke depannya.
"Kita tidak mau membedakan ras, suku, agama, atau bahasa. Kita harus bersatu dalam kebhinekaan. Kalau nanti kita dimintai tolong dari gereja atau masjid, kita juga akan datang membantu," jelas Angling.
Menurut Angling, tradisi bersih-bersih di klenteng memiliki makna mendalam.
"Bersih-bersih ini dilakukan agar selama setahun ke depan kita diberi kesehatan, kelancaran rezeki, dan panjang umur. Berkahnya ada di situ, menjelang Imlek ini," ujarnya.
Kegiatan bersih-bersih di Klenteng Fuk Ling Miau terbuka untuk umum, sehingga siapa saja, termasuk masyarakat luar, dapat ikut berpartisipasi. Tradisi ini tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga mempererat hubungan antarumat beragama di Yogyakarta.