TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Presiden Prabowo Subianto menetapkan anggaran makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp10.000 per anak.
Jumlah tersebut menyusut dari yang sebelumnya dialokasikan sebesar Rp15.000 per anak.
Sejumlah orang tua di Magelang mengkhawatirkan adanya keputusan tersebut.
Salah satunya Fathiyah (45), ibu dari dua anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP.
Ia merasa bahwa dana sebesar itu sulit mencukupi kebutuhan gizi anak secara optimal, terutama untuk memenuhi komposisi ideal seperti karbohidrat, protein, sayur, dan buah.
"Kalau cuma Rp10 ribu mana cukup, zaman sekarang cuma dapat tempe tahu. Programnya sih bagus karena saya sebagai ibu rumah tangga jadi terbantu. Tapi apa bisa kalau cuma dianggarkan segitu, pasti ada yang dikorbankan entah porsinya jadi sedikit atau kualitas makanannya," ujar Fathiyah, Senin (2/12/2024).
Fathiyah mengaku sempat merasa senang saat pemerintah mengumumkan rencana program makan bergizi gratis untuk para pelajar, karena kebijakan itu dinilai dapat meringankan beban pengeluaran orang tua.
Namun, seiring waktu, harapannya tidak sesuai dengan kenyataan.
Jika pemerintah benar-benar menetapkan anggaran hanya Rp10 ribu per anak, ia berencana tetap memberikan bekal tambahan agar kebutuhan gizi anak-anaknya terpenuhi.
"Saya bawakan bekal tambahan saja. Tapi coba lihat dulu kayak gimana menunya kalau 10 ribu itu. Biar tidak usah jajan-jajan di luar juga," katanya.
• Pemprov Jateng Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis
Rosdiana (40) orang tua yang anaknya masih duduk di bangku kelas 3 SD, juga menilai anggaran Rp10 ribu per porsi tidaklah layak untuk makan siang.
Apalagi harga kebutuhan pokok semakin meningkat dari tahun ke tahun dan dia mengkhawatirkan jika porsi makanan yang disajikan jadi terbatas.
"Menurut saya tidak layak ya. Ini harga barang kan naik terus ya tiap tahun. Kalau 10 ribu mungkin 10-15 tahun lalu baru cukup ya, kalau sekarang mana cukup ngasih makan anak segitu, kalau mau yang bergizi loh ya," ujar Dian.
Dian melanjutkan, anggaran makan siang per porsi idealnya Rp20 ribu apabila memperhatikan pemenuhan gizi optimal pada anak.
"Kalau mau lengkap kemungkinan buatuh 20-25 ribuan ya. Pol-polnya ya 15 ribu. Biar ada lauknya daging atau ikan, ada sayurnya, buah, tempe, tahu, telur, sama susu," ujarnya.
• Komentar Pengelola BUMKal di Bantul Soal Rencana Dilibatkan dalam Program Makan Bergizi Gratis
Menu 10 ribu Rupiah
Di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dengan anggaran Rp10.000 per porsi, menu yang dapat disajikan di warung-warung makan meliputi nasi putih, potongan tempe atau tahu, serta berbagai jenis sayuran.
Namun, jika sumber protein utamanya menggunakan daging ayam atau ikan, biaya meningkat menjadi sekitar Rp14.000–Rp15.000 per porsi, sedangkan untuk menu berbasis telur rata-rata dihargai Rp10.000 hingga Rp12.000 per porsi, sehingga sedikit melebihi anggaran yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, menu ini belum mencakup buah dan susu sebagai pelengkap gizi.
"Kalau 10 ribu ya paling sayur, nasi, tempe atau tahunya dua, kalau sambelnya gratis. Kalau pakai telur Rp12 ribu di sini. Rata-rata segitu lah kalau warung makan," ujar Ningsih, pemilik warung makan Bu Ning di Mertoyudan, Magelang.
Alternatif lain dengan anggaran Rp10.000 adalah paket nasi yang dapat ditemui di sejumlah warung nasi Padang di daerah Mertoyudan.
Biasanya terdiri dari nasi, sayur seperti gulai nangka, sambal, dan satu lauk sederhana seperti telur balado atau tempe orek.
Selain itu, di sejumlah warung makan juga tersedia nasi dengan sop bening yang berisi wortel, kentang, kol, sosis, dan seledri untuk kisaran harga Rp10.000, meskipun ukuran porsinya tidak terlalu besar. (Tribunjogja.com/tro)