DLH Bantul Sebut TPST Modalan Siap Mulai Beroperasi pada 7 November 2024

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Bambang Purwadi.

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul mulai menetapkan tanggal pengoperasionalan TPST Modalan, di Kalurahan Banguntapan, Kapanewon (Kecamatan) Banguntapan, Kabupaten Bantul.

"Sekarang kan kami masih lakukan uji coba TPST-nya. Kalau tidak ada kendala, maka kami tetapkan mulai pengoperasionalan TPST Modalan per Kamis (7/11/2024)," kata Kepala DLH Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi, katanya saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2024).

Sementara ini, uji coba dilakukan dengan menggunakan sampah-sampah dari lingkungan Kapanewon Banguntapan dan Kapanewon Sewon.

Jumlah sampah uji coba itu hanya satu truk atau setara tiga sampai lima ton sampah.

"Untuk uji coba memang tidak banyak-banyak. Karena, hanya dilakukan untuk memastikan sistemnya hidup, antar sistemnya bisa bekerja dengan baik," jelas dia.

Sebenarnya, sebelum TPST Modalan itu dihibahkan ke Pemkab Bantul, pihak pemberi yakni Kementerian PUPR sudah kerap melakukan uji coba.

Akan tetapi, pihaknya menilai proses uji coba perlu kembali dilakukan. 

"Kan alatnya itu alat khusus. Bukan alat seperti motor atau apa ya. Kemudian kan ada sistem kecepatan orang memilah sampah. Terus stabilitas listriknya seperti apa. Jadi banyak hal yang harus di-setting sebelum resmi dipergunakan," papar Bambang.

Baca juga: DLH Bantul Tergetkan TPST Modalan Bisa Beroperasi pada November 2024

Pihaknya pun mengkhawatirkan apabila setting operasional pengolahan sampah tidak dilakukan dengan baik, maka berpotensi membuat kerja pengolahan sampah tidak berjalan dengan optimal.

"Itu kan ada alat, ada sistem, ada manusia. Manusianya (yang menjadi pekerja pengolahan sampah) itu kan baru dan belum pernah mengolah sampah. Jadi perlu dilakukan sinkronisasi," urai dia.

Kemudian, untuk alat pengolahan sampah di TPST Modalan itu berjumlah tiga.

Di mana, dimaksudkan untuk mengolah sampah 50 ton per hari. 

"Nanti, produk pengolahan sampah itu kami targetkan menjadi tiga. Ada RDF, maggot, dan kompos. Dan nanti hasilnya ada yang nampung. Misalnya, untuk hasil RDF nanti kami jadikan satu untuk dijual ke perusahaan di Cilacap," tuturnya. 

Sementara itu, terkait kesiapan para pekerja, Bambang mengatakan bahwa sejauh ini sudah siap.

Bahkan, pihaknya sudah melakukan pembagian kerja, mulai dari administrasi, satpam, sopir, operator listrik, sampai operator mesin. 

"Jadi pekerja itu ada banyak. Jumlah pekerja secara total bisa lebih dari 20 orang," tandas dia.(*)

Berita Terkini