Menurut Marsinem, wilayahnya kerap mendapatkan bantuan air bersih di musim kemarau. Namun bantuan tersebut tak setiap hari datang, sehingga warga harus memutar otak agar kebutuhan airnya tetap terpenuhi.
"Yang jelas kami berharap musim hujan segera datang agar air di sumur bisa lebih banyak," katanya.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Kalirejo merupakan 1 dari 4 kalurahan yang terdampak kekeringan di musim kemarau ini. Di Sangon I sendiri, ada 61 warga yang terdampak.
Kepala BPBD Kulon Progo, Taufiq Prihadi mengatakan pihaknya sudah mengusulkan perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Usulan tersebut sudah disetujui.
"Status Tanggap Darurat Kekeringan diperpanjang selama sebulan sampai akhir Oktober ini," kata Taufiq.
Secara keseluruhan, terdapat 4.269 warga terdampak kekeringan tersebar di 7 kapanewon. Selain Kokap, terdapat Kapanewon Girimulyo, Kalibawang, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, dan Samigaluh.
Adanya perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan membuat BPBD Kulon Progo bisa memanfaatkan Belanja Tak Terduga (BTT) untuk program distribusi air bersih. Sejauh ini, sebanyak 289 tangki telah disalurkan, masing-masing berisi 5 ribu liter air.
"Selain dari BPBD, distribusi air bersih juga dilakukan oleh berbagai instansi hingga pihak swasta," jelas Taufiq.(alx)