Camcau yang dibuat sendiri oleh Mak Cowek dari daun cincau asli menciptakan kekhasan tersendiri.
Ditambah dengan bahan-bahan tambahan seperti tape dan pleret, es dawet ini memberikan variasi rasa yang semakin kaya yakni perpaduan antara manis, gurih, dan sedikit asam dari tape.
Mak Cowek mengatakan, cendol yang dijualnya setiap hari membutuhkan sekitar 1,5 kg tepung, tergantung ramainya pembeli.
Sedangkan camcau, dibuat sendiri dari daun yang dipasok dari Candimulyo, Magelang.
Proses pembuatan camcau membutuhkan ketelitian. Daun camcau yang berbulu dipilih satu per satu, kemudian diproses agar menjadi camcau yang siap dicampur ke dalam es dawet.
"Dulu, daun camcau dibawa dengan cara direnteng, sekarang sudah lebih praktis pakai plastik," ungkapnya.
Mak Cowek biasanya mulai berjualan dari hari Selasa hingga Minggu, dan setiap Senin beristirahat.
Penghasilannya sehari-hari bisa mencapai Rp450.000 hingga Rp600.000, tergantung ramai tidaknya hari tersebut.
Di akhir pekan, omzetnya bisa lebih tinggi karena banyak warga yang beraktivitas di wilayah itu seperti berolahraga dan bersepeda.
Tak jarang pelanggan ada yang mampir untuk melepas dahaga dengan menenggak Es Dawet Mak Cowek.
Seorang pelanggan setianya, Erma (26), mengaku sengaja mampir untuk membeli Es Dawet Mak Cowek saat melintas di sekitar Pasar Ngasem.
Erma hendak membeli lima bungkus es dawet untuk anggota keluarganya di rumah.
"Rasanya enak, apalagi pas panas-panas begini. Saya beli lima bungkus, nanti takutnya kalau sore sudah habis," katanya. (*)