TRIBUNJOGJA.COM- Kali ini kita akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 11 Bab 5 tentang Jejak dan Langkah Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili.
Materi ini dilansir dari buku siswa Pendidikan Agama Islam karya Abd. Rahman dan Hery Nugroho.
Pada artikel kali ini kita akan mengenal riwayat hidup Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, teladan yang bisa dicontoh dan karyanya.
Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili merupakan ulama Indonesia yang mendunia, sebagai generasi muda yang islami selayaknya untuk kita mengenal dan menirunya.
Riwayat Hidupnya
Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili memiliki nama popular yakni Syekh Abdurrauf bin Ali al-Fansuri as-Singkili.
Adapun nama lengkapnya adalah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri as-Singkili.
Lahir tahun 1024 H/1615 M, dan wafat di Kuala Aceh Tahun 105H//1693M.
Beliau merupakan ulama besar Aceh, dan memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatra dan Nusantara pada umumnya.
Beberapa ahli berpendapat, beliau merupakan putra asli pribumi beretnis Minang Pesisir di Singkil yang telah menganut agama Islam pada mas itu.
Pendapat lain mengatakan berasal dari etnis Batak Singkil yang beragama Islam yang tidak diketahui lagi marganya.
Pada masa mudanya ia belajar kepada ayahnya senidri.
Kemudian lanjut belajar kepada ulama di Fansur dan Banda Aceh.
Selanjutnya, pergi menunaikan ibadah haji dan dalam proses lawatannya belajar juga kepada banyak ulama di Timur Tengah.
Teladan yang dapat dicontoh
Kembalinya ke Aceh Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili mengajarkan serta mengembangkan Tarekat Syathariah yang diperolehnya.
Banyak santri dan murid yang berguru kepadanya, dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara ainnya.
Beberapa yang menjadi ulama dari Aceh yang tekenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan.
Syekh Abdul Rauf menjadi rujukan penting para mubalig yang merintis dakwah ke berbagai darah di Nusantara.
Hal itu sejalan dengan sifat strategis Aceh sebagai poros peradaban Islam di Kepulauan Indonesia.
Saat itu, Aceh merupakan tempat persinggahan para calon jamaah haji asal Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain.
Disebabkan peran besar tersebut, Syekh Abdul Rauf dapat dikatakan sebagai Poros sejumlah ulama Nusantara.
Karya Tulisnya
Menurut Azyumardi Azra menyatakan bahwa banyak karya-karya Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya.
Di antaranya adalah:
1) Mir’atal-Thullab fi Tasyil Mawa’iz al-Badi’rifat al-Ahkam al-Syar’iyyah li Malik al-Wahhab, karya ini berisi tentang bidang fiqh atau hukum islam yang ditulis atas permintaan Sultan Safiyatuddin.
2) Tarjuman al-Mustafid merupakan naskah pertama Tafsir al-quran yang lengkap berbahasa Melayu.
3) Terjemahan hadis Arba’in karya Imam al-Nawawi, ditulis atas permintaan Sultanah Zakiyyatuddin.
4) Mawa’iz al-Badi, berisi sejumlah nasihat penting dalam pembinaan akhlak.
5) Tanbih al-Masyi merupakan naskah tasawuf yang memuat pengajaran tentang martabat tujuh.
Di antara karya besar Syekh Abdu Rauf adalah Tarjuman al-Mustafid, yang merupakan terjemahan pertama dan tafsir pertama al-quran dalam Bahasa Melayu.
Selainyang dijelaskan di atas tentunya masih ada banyak sekali karya beliau yang lainnya.
Bagaiaman tribunners, apakah materiini membuat Anda mengenal lebih mudah dengan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili?
Semoga materi ini membantu Anda dalam memahaminya ya!
(MG Syefia Syalsya)