Rangkuman Materi PAI Kelas 10 SMA Bab 3 Kurikulum Merdeka: Berfoya-foya, Riya, Takabur, Hasad

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Joko Widiyarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA

TRIBUNJOGJA.COM – Dalam era serba instan dan materialistis, godaan untuk berfoya-foya dan memamerkan kekayaan semakin besar.

Namun, Islam mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan bersyukur.

Kali ini kita akan belajar materi PAI kelas 10 SMA/SMK Bab 3 tentang Menjalin Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari Berfoya-foya, Riya, Sum’ah, Takabur, dan Hasad.

Materi ini dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati.

Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu menganalisis manfaat menghindari sikap hidup berfoya-foya, riya, sum’ah, takabur, dan hasad , serta menghindari kelimat sifat tersebut.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA 

Berikut di bawah ini rangkuman materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA/SMK Bab 3

A. Menghindari Sifat Hidup Berfoya-Foya

Secara kodrat alamiah, manusia memiliki tabiat mencintai harta.

Pada saat uang dan hartanya melimpah, perilakunya bisa berubah menjadi lebih konsumtif.

Gaya hidup seperti itu salah, karena termasuk kategori menghamburkan harta, pemborosan dan berfoya-foya.

Berfoya-foya merupakan pola pikir, sikap dan tindakan yang tidak seimbang dalam memperlakukan harta.

Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf) dan boros (tabzir) dalam membelanjakan harta.

Sebagaimana Allah berfirman, 

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا  إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Artinya: “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Q.S al-Isra’/17: 26-27)

Ayat di atas menyatakan secara tegas larangan tabzir dan israf.

Allah Swt sangat tidak menyukai seseorang yang mempergunakan harta secara berlebihan (israf) dan tanpa manfaat.

 

a. Dampak negatif sifat hidup berfoya-foya

1) Terlalu sibuk mengurusi kebahagiaan duniawi, melalaikan akhirat

2) Menimbulkan sifat iri, dengki, dan pamer

3) Dapat memicu frustasi apabila hartanya habis

4) Berpotensi menimbulkan sifat kikir

 

b. Cara menghindari sifat hidup berfoya-foya

1) Membelanjakan harta sesuai dengan skala priorias kebutuhan

2) Membiasakan bersedekah dan membantu orang lain

3) Bergaya hidup sederhana

4) Selalu bersyukur

5) Bersikap rendah hati

 

B. Menghindari Sifat Riya’ dan Sum’ah

Secara bahasa, sum’ah berarti memperdengarkan.

Secara istilah, sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan. 

Sedangkan riya’, secara bahasa berarti menampakkan atau memperlihatkan.

Secara istilah, riya’ yaitu melakukan ibadah dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain.

Riya’ dan sum’ah merupakan sifat tercela yang menyebabkan amal ibadah menjadi sia-sia.

Rasulullah Saw menegaskan bahwa riya’ termasuk syirik khafi, yaitu syirik yang samar dan tersembunyi.

Hal ini dikarenakan sifat riya’ terkait dengan niat dalam hati, sedangkan isi hati manusia hanya diketahui oleh Allah Swt.

 

a. Dampak negatif sifat riya’ dan sum’ah

1) Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan

2) Merusak nilai pahala dari suatu ibadah

3) Menyesal apabila amalnya tidak diperhatikan oleh orang lain 

4) Muncul rasa gelisah saat melakukan amal kebaikan

 

b. Cara menghindari sifat riya’ dan sum’ah

1) Meluruskan niat

2) Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt

3) Memohon pertolongan Allah Swt

4) Memperbanyak rasa Syukur

Baca juga: Rangkuman Materi Mata Pelajaran IPA Kelas 10 SMA BAB 1 Kurikulum Merdeka

C. Menghindari Sifat Takabur

Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat, lebih hebat dibanding orang lain.

Sifat takabur termasuk penyakit hati yang sangat dibenci oleh Allah Swt, karena membuat seseorang ingin terus menerus menunjukkan kehebatan dirinya di hadapan orang lain.

Sebagaimana dalam Q.S al-A’raf/7: 36,

وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَٱسْتَكْبَرُوا۟ عَنْهَآ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Tetapi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”.

 

a. Dampak negatif sifat takabur

1) Dibenci oleh Allah Swt dan rasul-Nya

2) Mata hatinya terkunci dari memperoleh hidayah kebenaran

3) Mendapatkan siksa dan kehinaan di akhirat

 

b. Cara menghindari sifat takabur

1) Menyadari kekurangan dan kelemahan dirinya

2) Ikhlas dalam melakukan ibadah

3) Bersifat rendah hati (tawadhu’)

 

D. Menghindari Sifat Hasad

Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut.

Sifat ini muncul pada diri seseorang dikarenakan adanya rasa benci terhadap segala sesuatu yang dimiliki orang lain.

 

a. Dampak negatif sifat hasad

1) Menentang takdir Allah Swt

2) Hati menjadi susah

3) Merendahkan martabat orang lain

 

b. Cara menghindari sifat hasad

1) Meyakini keadilan Allah Swt

2) Memperbanyak rasa Syukur

3) Menjaga sifat rendah hati

4) Senang membantu orang lain

 

Setelah mempelajari materi tentang berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad, diharapkan kita dapat lebih memahami betapa pentingnya menjaga hati dan akhlak.

Pemahaman terkait sifat-sifat negatif ini juga merupakan langkah awal dalam membangun karakter yang mulia. ( MG Maryam Andalib )

Baca juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 10 SMA Bab 2 Kurikulum Merdeka: Hakikat Syu’abul Iman

Berita Terkini