Siswa SMAN 1 Cawas Meninggal Kesetrum

Keluarga Ketua Osis SMAN 1 Cawas Tak Ambil Jalur Hukum, Polisi Terus Selidiki Penyebab Insiden

Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi kolam air di SMAN 1 Cawas, lokasi Fajar Nugroho, Ketua Osis SMAN 1 Cawas, tersetrum listrik saat diceburkan dalam kejutan perayaan ulang tahun berakhir duka, Jumat (13/7/2024).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Polisi telah memeriksa sebanyak 11 orang saksi terkait insiden perayaan ulang tahun berakhir duka yang menewaskan Ketua Osis SMAN 1 Cawas , Fajar Nugroho (18).

Belasan orang yang dimintai keterangan dan klarifikasi itu meliputi kepala sekolah, tukang kebun, penjaga sekolah (satpam), dan para siswa yang berada di lokasi saat kejadian. 

Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, menjelaskan, pengumpulan keterangan dan klarifikasi saksi-saksi bukan mengarah untuk mencari pelaku. 

"Namun, seluruh alat bukti dan petunjuk itu akan digunakan untuk mengerucut apakah ada bentuk kelalaian ataupun murni karena kecelakaan. Termasuk mencari penyebab korban meninggal dunia," ucap Umar kepada Tribunjogja.com.

Berdasarkan penyelidikan sementara, lanjutnya, korban FN diduga meninggal karena tersetrum aliran listrik saat berusaha keluar dari kolam ikan taman sekolah SMAN 1 Cawas .

Dikatakan, kala itu korban tidak sengaja menginjak pipa dan kabel listrik di dalam kolam.

"Pipa sama kabel digunakan untuk menghidupkan pompa pancuran air kolam. Pompa air itu berada di dalam air sekitar kedalaman 1 meter dari ujung air permukaan. Itu kan ditali, jadi kami belum bisa membuka lagi sebelum pihak PLN membuka," jelasnya.

"Diduga terjadi kebocoran listrik di dalam air, karena anak-anak itu tersengat di dalam air," tambahnya.

Umar menyampaikan berdasarkan keterangan yang sementara sudah dihimpun, korban dikatakan tersetrum listrik di kaki saat menginjak kabel dan pipa tersebut.

Awalnya korban merasa keram padahal sedang tersengat listrik. 

Setelah itu, sejumlah teman korban langsung masuk kolam berniat menolong.

Tetapi saat mereka memegang korban juga ikut merasa keram. Sementara satu teman korban juga merasa keram saat menyentuh air, sehingga keluar kolam dan meminta siswa lain mematikan aliran listrik. 

"Setelah aliran listrik dimatikan, korban lemas. Korban AD (saat ini dirawat) diangkat naik keluar kolam pertama kali, baru mereka menyelam di kolam untuk mengambil korban FN (meninggal dunia) yang tengelam," ungkap dia.

Kendati demikian, Umar menyebut keterangan yang didapatkan kepolisian masih belum utuh.

Sebab, mungkin dikarenakan human error, rasa takut, dan trauma, sehingga keterangan yang dihimpun polisi dari para saksi terutama siswa, masih belum sempurna. 

Belum lagi, pihaknya juga mengaku menemui kendala karena keluarga korban masih enggan memberikan keterangan.

Lantaran keluarga korban dan teman-temannya tersebut sudah dekat layaknya saudara.

Sehingga, keluarga korban memilih tidak membuat laporan dan menganggap kejadian tersebut sebagai musibah. 

"Kalau kami melakukan pemberkasan setidaknya harus ada keterangan dari pihak mereka (keluarga korban). Karena kalau kami teruskan beresiko kekurangan, berkas tidak sempurna, sehingga akan bolak-balik, bahkan tidak cukup bukti. Tetapi proses itu belum dilakukan lagi karena pohak keluarga masih trauma, jadi kami minta keterangan kalau mereka sudah sanggup," jelas dia.

Terpisah, Kakak mendiang FN (Fajar Nugroho), Bayu Nugroho, menyebut pihak keluarganya sudah mengikhlaskan kejadian tersebut.

Oleh karena itu, pihak keluarga tidak akan melanjutkan ke proses hukum. 

Kendati demikian, Bayu berharap pasca kejadian itu, pihak sekolah bisa membenahi kolam ikan SMAN 1 Cawas , sehingga diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali. 

"Saya juga berharap, teman-temannya bisa bersilahturahmi ke sini. Lalu, apapun kesalahan yang pernah dilakukan Fajar kepada teman-temannya, kami meminta untuk dimaafkan," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini