Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten kembali meningkat pada Minggu ke-25 tahun 2024.
Tercatat, angka kasus DBD di Bumi Bersinar saat ini mencapai 868 kasus.
Kepala Dinkes Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan ada penambahan angka kasus kematian akibat DBD pada Minggu ke-25.
Pihaknya menyebut angka kematian bertambah satu kasus menjadi 30 kasus kematian akibat DBD.
Adapun sebelumnya pada Minggu ke-24, angka kematian akibat DBD tercatat 29 kasus.
"Jadi memang masih ada kenaikan tapi tidak sebanyak Minggu sebelumnya. Kalau Minggu-minggu sebelumnya kenaikan kasus lebih dari angka 50. Tetapi pada Minggu ke-25 kenaikan sekitar 26 kasus," ungkap Anggit, Senin (01/07/2024).
Anggit menyebut saat ini peningkatan kasus DBD di Kabupaten Klaten sudah mulai bisa ditekan.
Upaya penekanan itu terus dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan juru pemantau jentik (Jumantik) di rumah-rumah warga.
Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan upaya pendeteksi dan penanganan gejala penyakit DBD di fasilitas kesehatan (faskes) mulai dari klinik, puskesmas, hingga rumah sakit.
"Kami selalu melakukan evaluasi terkait proses rujukan atau penanganan di rumah sakit untuk setiap kasus per kasus. Rumah sakit juga sudah melaksanakan penanganan sesuai kompetensinya," katanya.
Baca juga: Pemkab Klaten Dapat Bantuan dari BNPB untuk Tangani Bencana Alam
Pihaknya mengaku terus memberikan sosialisasi dan mengingatkan masyarakat agar segera datang ke faskes terdekat apabila mengalami demam lebih dari dua hari.
Karena harus segera dibawa ke faskes agar bisa dicek lebih lanjut.
Kendati demikian, Anggit juga mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati saat fase demam sudah menurun pada hari keempat dan kelima.
"Karena infeksi virus itu kan berhubungan dengan daya tahan tubuh. Biasanya saat demam turun dikiranya sudah sembuh sehingga beraktivitas seperti biasa, dan kalau berlebihan malah bisa berakibat fatal," jelas Anggit.