Semarakkan HUT ke-1118 Kota Magelang, Grebeg Gethuk 2024 Kembali Digelar di Alun-alun 

Event kolosal seni budaya ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi ke-1118 Kota Magelang.

|
Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
Jumpa pers rangkaian acara HUT Kota Magelang pada Kamis (25/4/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Grebeg Gethuk kembali akan digelar di Alun-alun Kota Magelang pada Minggu (28/4/2024). 

Event kolosal seni budaya ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi ke-1118 Kota Magelang.

Tentu saja event ini banyak dinantikan masyarakat setelah ditiadakan karena pandemi Covid-19 sejak 2020 silam. 

Pertama kali pada tahun 2006 Grebeg Gethuk diadakan sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi.

Di dalamnya menyajikan proses terjadinya Kota Magelang dalam bentuk dramatisasi dari Prosesi Penetapan Perdikan Mantyasih, Penyerahan Prasasti Mantyasih, Bulu Bekti Gunungan Palawija, Sendratari kolosal dan puncaknya Grebeg Gethuk.

Sugeng Priyadi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, menjelaskan Grebeg Gethuk telah menjadi event tahunan dengan maksud dan tujuan untuk memperkuat branding Kota Magelang sebagai Kota Gethuk.

Tahun ini, lanjut Sugeng, ada satu gunungan gethuk dengan ukuran besar dan empat gunungan kecil yang akan digerebek.

Tujuannya untuk memecah keramaian supaya tidak berpusat pada satu gunungan besar saja.

"Tahun ini Grebeg Gethuk dibarengi dengan Festival Gethuk di Alun-alun sebagai ikon Kota Magelang. Ini sudah menjadi event nasional. Harapannya menjadi internasional, berkelas lebih tinggi," jelas Sugeng pada Konferensi Pers di Ruang Sidang Lantai 2 Kantor Setda Kota Magelang, Kamis (25/4/2024).

Prosesi Grebeg Gethuk akan diisi pentas kesenian daerah (7 sanggar tari lokal), pentas kesenian luar daerah (8 kabupaten peserta pameran), pentas musik Magelang Sparkle, drumband Akmil, tari kolosal Gugur Gunung, Sendratari Kolosal Babad Mahardika dan doa bersama.

"Untuk Gunungan Palawija ada 17, sesuai dengan jumlah kelurahan di Kota Magelang. Maknanya, palawija itu merupakan lambang kesuburan, yang akhirnya dinikmati masyarakat dan disimbolkan dengan grebeg," imbuh Sugeng.

Adapun dengan adanya Festival Gethuk (26-28 April 2024) maka akan lebih mengeksplorasi varian produk gethuk dari berbagai daerah antara lain Sragen, Banyumas, Karanganyar, Kabupaten Magelang, Klaten, Kabupaten Semarang, Kebumen, Salatiga, dan Temanggung.

Event ini memberi ruang ekspresi, edukasi, sekaligus mengangkat potensi kearifan lokal (sejarah, kuliner, pariwisata, seni budaya dan ekonomi kreatif) serta meningkatkan daya saing daerah di lingkup regional-nasional, terutama dalam upaya mendorong sektor pariwisata dan sektor-sektor terkait lainnya.

Selain aneka gethuk, pada kegiatan ini juga akan ditampilkan pameran produk kerajinan, industri kecil, aksesoris, kriya seni budaya, ekraf, busana, kuliner tradisional, heritage, dan sebagainya.

Sedikitnya ada sebanyak 90 stan khusus gethuk, sedangkan stan UMKM makanan lainnya terpisah di luar area stan Festival Gethuk. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved