“Kami melihat banyak mahasiswa yang mengambil program PKL ke luar negeri, misalnya Jepang, Vietnam, Korea, atau Thailand. Setelah lulus, mereka kembali ke sana karena sudah mengenal perusahaan-perusahaan tersebut dan direkrut menjadi staff. Ada juga yang bekerja secara wirausaha baik di dalam negeri maupun luar negeri. Itu yang mungkin menjadi daya tarik,” ujar Mastuti.
Program IUP UGM dibuka tidak hanya untuk memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa agar dapat melanjutkan pendidikan di UGM.
Program ini juga membuka peluang untuk belajar lebih jauh dengan standar internasional, dan menimba satu semester di berbagai negara.
Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya mampu menguasai program studi utama, namun juga mumpuni dalam memahami perbedaan kultur, pembelajaran, hingga pengembangan secara internasional.
Sedangkan, menurut Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA. biaya kuliah untuk mahasiswa Program IUP sendiri tersusun atas dua komponen, yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dibayarkan pada setiap semester, serta Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang dibayarkan satu kali saat seseorang diterima sebagai mahasiswa.
Penetapan skema biaya kuliah untuk seluruh program studi di UGM dilakukan berdasarkan peraturan yang diterbitkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2024.
Peraturan tersebut adalah Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemdikbudristek yang ditetapkan tanggal 19 Januari 2024 serta Kepmendikbudristek Nomor 54/P/2024 tentang Besaran Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi tertanggal tanggal 5 Februari 2024.
“Kemendikbudristek telah mengatur Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi sehingga penentuan UKT dan IPI juga mengacu pada peraturan tersebut,” terang Wening. (ard)