Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran lava.
Menurut pengamatan BPPTKG periode Selasa (13/02/2024) pukul 00.00 - 06.00, teramati 10 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1200 meter.
BPPTKG juga mengamati terjadi sejumlah kegempaan.
Teramati guguran sebanyak 18 kali, dengan amplitudo : 3-10 mm, dan durasi : 30.56-131.9 detik.
Low Frekuensi terjadi 1 kali, dengan amplitudo : 4 mm, dan durasi : 9.24 detik.
Hybrid/Fase Banyak terjadi 11 kali amplitudo : 2-7 mm, S-P : 0.3-0.5 detik, dan durasi : 3.96-7.44 detik.
Menurut pengamatan meteorologi, cuaca berawan.
Angin bertiup tenang ke arah timur.
Suhu udara 19-20 °C, kelembaban udara 70-80 persen, dan tekanan udara 768.6-918.1 mmHg.
Secara visual gunung jelas hingga kabut 0-I.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-75 m di atas puncak kawah.
Hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Berdasarkan data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi .
Masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi .
BPPTKG akan terus memantau aktivitas Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. ( Tribunjogja.com )