Ini Langkah Pemkot Yogyakarta Antisipasi Masalah Sampah Selama Masa Libur Nataru

Penulis: Hanif Suryo
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wisatawan menikmati suasana Malioboro saat siang hari, Selasa (26/12/2023)

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Produksi sampah di Kota Yogyakarta diprediksi akan meningkat, seiring banyaknya pelancong yang berwisata selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengungkapkan bahwa pada hari biasa sampah di kawasan Tugu hingga Keraton atau disebut Gumaton (Tugu, Malioboro, hingga Keraton) mencapai 1,5- 2 ton.

"Hari biasa produksi sampah di Gumaton itu mencapai 2 ton per hari. Semoga tak melonjak (signifikan)," kata Singgih, Selasa (26/12/2023).

Sebab itu, lanjut Singgih, Pemkot Yogyakarta menyiagakan petugas kebersihan untuk melakukan pembersihan di area-area publik yang jadi tujuan atau tempat singgah wisatawan.

Singgih mengatakan proses pembersihan dilakukan sebelum matahari terbit.

Saat matahari tampak, kata dia, biasanya wisatawan mulai beraktivitas.

"Kami menyiapkan tim secara khusus untuk di Nataru ini yang akan bekerja sebelum pagi. Sehingga pagi hari kami berusaha semaksimal mungkin untuk kota bersih," ujarnya.  
 
Ia pun berharap wisatawan juga turut andil dalam pengendalian sampah.

Selain menempatkan sampah pada titik-titik yang disediakan, Singgih mengatakan sampah produksi wisatawan akan lebih baik tak seluruhnya dibuang.

"Tidak kemudian memproduksi sampah secara berlebihan. Kalau perlu bawa sampahnya keluar dari situ taruh di tempat yang memang sudah kita sediakan, itu akan lebih bijak," jelasnya.

Sebab, Pemkot Yogyakarta juga tak ingin menambah kantong tempat sampah tambahan di kawasan Gumaton.

Hal tersebut dikhawatirkan justru akan membawa konsekuensi penumpukan sampah di kawasan sumbu filosofi tersebut.

"Saya tidak menambah kantong tempat sampah tambahan. Tapi yang jelas kita akan lebih ditambah personel dan waktunya," terangnya.
 
Ia juga meminta para pedagang sebagai salah satu pelaku wisata juga berkontribusi dalam pengendalian produksi sampah. Ia mengatakan pedagang harus meminimalisir pemakaian kemasan sekali pakai.  
 
"Imbauan kami ya belilah kuliner di Jogja, dinikmati di Jogja kemudian meminimalkan sampah," bebernya. (*)

 

Berita Terkini