Arys menambahkan bahwa kandang di Desa Polokarto sudah beroperasi, bahkan ayam-ayamnya sudah bertelur dan dibagikan ke penderita stunting.
Selain kandang ayam dan Waserda, di enam desa tersebut juga dibuatkan kebun gizi. Kebun tersebut ditanami aneka sayuran untuk pemenuhan gizi keluarga, yang di dalamnya terdapat kasus stunting.
Selain bantuan berupa natura, juga dilaksanakan program-program pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi masyarakat.
Program ini digagas agar masyarakat memiliki kompetensi terkait penanganan dan pencegahan stunting.
Melalui pelatihan tersebut kemudian dibentu “relawan gizi” untuk memantau dan melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penurunan stunting ini.
Seluruh program tersebut telah dijalankan sejak Agustus lalu, dan akan berakhir 1 tahun mendatang pada Agustus 2024.
“Sudah berjalan dan akan berkelanjutan, dengan melibatkan peran serta pemerintah kecamatan, pemerintah desa, PKK, relawan gizi, dan seluruh lapisan masyarakat,” tutup Arys. (*)