TRIBUNJOGJA.COM - Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa vaksin demam berdarah dengue berbahaya karena menimbulkan Antibody Dependent Enhancement (ADE).
Dalam unggahan tersebut, pemilik akun menuliskan narasi sebagai berikut :
!! Peringatan keras !! Kemenkes mulai menyasar anak2 dengan vaksin DBD. Ini sangat berbahaya, 1-2 tahun setelah vaksinasi, efek ADE mulai muncul, yang membuat infeksi DBD menjadi sangat berbahaya dan mematikan.
Terkait hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa konten tersebut adalah tidak benar atau hoax.
Adapun vaksin dengue merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD).
Sementara ADE merupakan reaksi atas pemberian antibodi yang membuatnya menjadi tidak efektif dan malah memperkuat infeksi.
Lebih lanjut dijelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan izin edar untuk vaksin demam berdarah dengue Dengvaxia dan Qdenga.
Baca juga: HOAX! Nyamuk Wolbachia Dikendalikan sebagai Senjata Pembunuh Manusia
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memberikan izin edar vaksin demam berdarah dengue, Dengvaxia dan Qdenga.
Khusus untuk Dengvaxia hanya boleh diberikan untuk anak usia 9-16 yang sudah pernah terinfeksi virus dengue.
Hingga kini pihak BPOM belum menemukan efek samping vaksin Dengvaxia yang telah digunakan.
Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi atau diselewengkan.
Kominfo pun turut mengimbau agar masyarakat selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel.(*)