TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali bergejolak dengan memuntahkan rentetan awan panas guguran selama beberapa hari terakhir.
Terbaru, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan 8 kali awan panas guguran dari puncak Gunung Merapi sepanjang pukul 14.49 hingga 15.48 WIB pada Jumat (8/12/2023).
Material vulkanik meluncur sejauh 3,5 kilometer ke arah barat daya atau Kali Krasak.
Kepala Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Magelang, Sugiyono mengungkapkan imbas erupsi Merapi tersebut, Desa Krogowanan mengalami hujan abu tipis.
Dia mengetahui saat melihat mobil ambulans yang terparkir di rumahnya diselimuti abu Gunung Merapi.
Saat itu kondisi cuaca di Desa Krogowanan adalah hujan gerimis sehingga abu yang turun telah tercampur dengan air.
"Kalau untuk Krogowanan karena cuaca kebetulan lagi gerimis. Itu memang hujan abu sama hujan air tapi terlihat sekali di mobil ambulans yang terparkir di rumah saya itu jelas kotor sekali," ungkap Sugiyono, Jumat (8/12/2023).
Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, 9 Desa di Magelang Diguyur Hujan Abu Tipis
Dia mengatakan, hujan abu tidak mengganggu aktivitas warga karena intensitas hujan abu masih tergolong tipis.
Untuk membersihkan sisa abu yang menempel juga tergolong mudah karena sudah tercampur dengan air.
Meski demikian, warga setempat tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
"Aktivitas tetap berjalan cuma tetap harus waspada," jelasnya.
Guna menekan risiko bencana yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Merapi, pemerintah desa telah membentuk relawan yang beranggotakan 25 orang.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sore Ini
Anggotanya terdiri dari berbagai macam unsur seperti perangkat desa, warga setempat, hingga TNI, dan Polri.
"Kalau relawan yang secara umum yang di luar keanggotaan perangkat dan RW itu ada sekitar 5 jadi total keseluruhan anggotanya sekitar 25-nan termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas," katanya.
Menanggapi peningkatan aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir, relawan tersebut telah disiagakan tiap malam untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan pos pengungsian di balai desa yang bisa diaktifkan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.
"Kemarin kami siagakan tiap malam piket. Ada di balai desa untuk antisipasi kemungkinan meletusnya malam dan mungkin menyediakan tempat untuk pos pengungsian di balai desa," jelasnya. (*)