Lebih lanjut, Kadri menyampaikan, salah satu upaya yang sudah ditempuh Pemkot Yogya adalah dengan mempromosikan angkutan umum, untuk menekan masuknya bus besar ke area perkotaan.
Bahkan, pihaknya pun sudah menjalin kesepakatan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), guna memanfaatkan sebagian lahan di Terminal Giwangan untuk dijadikan lahan parkir angkutan jumbo.
"Nah, lahan yang dikelola Pemkot di Giwangan kita arahkan untuk fasilitas parkir kendaraan-kendaraan besar. Jadi, tidak masuk kota," katanya.
"Nanti di Giwangan disediakan shutlle, yang akan membawa penumpang menuju kota. Itu sudah kami diskusikan dengan pusat," urai Kadri.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Yogya, Ririk Banowati, mengatakan, selain kajian terkait dampak tol, Pemkot Yogya juga didorong meningkatkan kapasitas penerangan jalan umumnya.
Bukan tanpa alasan, jika peneragannya saja masih bermasalah, infrastruktur yang dibangun pun seakan tidak berarti apa-apa bagi penduduk.
"Perbaikannya jangan cuma di jalan-jalan utama. Harapannya bisa masuk perkampungan juga. Yang lampunya masih kuning diganti, harapan kami sarana itu diratakan ke wilayah," ucapnya. (aka)