Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hilangnya peran ayah dalam pengasuhan anak atau yang dikenal sebagai fatherless rupanya berdampak besar bagi perkembangan anak.
Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan fatherless membuat anak kehilangan figur ayah dalam kehidupannya.
Dampak fatherless tidak hanya dirasakan oleh anak laki-laki saja, tetapi juga anak perempuan.
Sisi emosional yang timpang, dapat membuat anak merasa tidak berharga, tidak percaya diri, dan merasa terabaikan.
Hilangnya figur ayah juga membuat anak sulit bersosialisasi di lingkungan sosial.
Baca juga: Uji Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Guwosari Tidak Jadi Dilakukan, Ini Alasan DInkes
Erlina menyebut fatherless bisa membuat anak justru berperilaku menyimpang.
"Nggak ada figur ayah bisa membuat anak berperilaku menyimpang, berupa kenakalan-kenakalan misalnya dengan menyalahgunakan narkoba, dan lainnya. Bisa juga melakukan kekerasan pada orang lain, karena nggak puas pada diri sendiri," katanya dalam Podcast Bincang Keluarga.
"Bapaknya ada, tetapi kayak nggak ada, karena tidak berperan dalam pengasuhan. Ketika anaknya ada persoalan juga tidak terlibat, atau mungkin terlalu sibuk bekerja. Nah ini membuat anak merasa tidak berharga, karena tidak dianggap oleh bapaknya. Dampaknya anak bisa mencari figur ayah dari orang lain, iya kalau baik, kalau justru negatif kan berbahaya juga buat anak," sambungnya.
Budaya patriaki bisa menjadi salah satu penyebab ketidakhadiran ayah dalam mengasuh anak.
Sebab ayah dianggap sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah. Sedangkan mengasuh anak menjadi tugas domestik yang dikerjakan oleh ibu.
Ketimpangan pengasuhan anak juga bisa terjadi karena pola asuh yang diterapkan orangtua terdahulu. Sehingga hal tersebut terbawa saat sudah menjadi orangtua.
"Sehingga penting juga membuat komitmen bersama pasangan, bahkan saat sebelum menikah. Komitmen itu bisa dikomunikasikan bersama, sehingga dalam mengasuh anak bisa dilakukan bersama-sama. Kalau ternyata nanti ternyata setelah menikah tidak sesuai dengan yang direncanakan, coba komunikasikan lagi," terangnya.
Jika dalam berkeluarga mengalami kendala, bisa mencari solusi dari pihak ketiga, bisa dari orangtua, mertua, bahkan dari profesional. Pihaknya melayani telekonseling hingga pusat pembelajaran keluarga (puspaga).
Sementara itu, Komisi D DPRD DIY, Syukron Arif Muttaqin mengungkapkan peran orangtua dalam tumbuh kembang anak sangat penting. Karena pendidikan pertama anak adalah keluarga.