9 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Pemulihan Kondisi PascaOperasi SC

Penulis: Santo Ari
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJOGJA.COM - Seksio sesarea atau yang lebih dikenal dengan SC merupakan proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi.

Dilansir dari Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, setelah dilakukan operasi SC barulah sekitar 3-5 hari ibu bisa pulang ke rumah dengan tetap kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat.

Kontrol ini bertujuan untuk memantau kondisi luka operasi dan masa nifas sang ibu.

Ibu bersalin dengan Seksio Sesarea memerlukan masa pemulihan sekitar 6 minggu.

Namun untuk seluruh luka terutama luka pada rahim biasanya akan pulih lebih lama bisa sampai dengan 2 tahun.

Oleh karena itulah banyak tenaga kesehatan yang menyarankan untuk memberi jarak pada kehamilan berikutnya lebih kurang selama 2 tahun.

Baca juga: Resep Rujak Bulung Boni Khas Bali yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemulihan kondisi pasca operasi SC adalah:

1. Nyeri luka operasi

Nyeri luka operasi adalah hal umum yang diderita oleh pasien pasca operasi.

Nyeri dapat dikontrol dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri yang telah diresepkan oleh dokter, selain itu dapat juga dikurangi dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam.

Nyeri luka operasi ini masih sering dirasakan dalam waktu yang lama sampai dengan penyembuhan luka di semua tempat selesai.

2. Pentingnya mobilisasi

Bagi ibu nifas post SC tentu bergerak dari berbaring ke posisi duduk dan sebaliknya akan menimbulkan rasa nyeri.

Namun perlu diketahui bahwa bergerak atau mobilisasi akan membantu penyembuhan luka operasi.

Dengan bergerak, cairan atau darah yang seharusnya keluar dari luka operasi akan keluar dengan semestinya.

Begitu juga dengan darah nifas, saat bergerak peredaran darah menjadi lancar.

Dengan mobilisasi juga akan memperlancar proses pencernaan. Namun demikian, perlu diperhatikan untuk tidak mengangkat beban berat selama proses pemulihan.

3. Beri ASI saja selama 6 bulan

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi utama bayi yang mengandung banyak nutrisi dan memenuhi sumua kebutuhan bayi.

Berikan ASI pada sang bayi, dan jangan berikan tambahan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan ke atas.

Menyusui akan mengurangi resiko terkena kanker payudara. Menyusui eksklusif juga berfungsi sebagai kontrasepsi alami.

4. Memenuhi asupan gizi

Penuhi asupan gizi ibu dengan nutrisi yang baik, meliputi makanan tinggi protein untuk penyembuhan luka, makanan tinggi serat dan air putih yang cukup untuk kecukupan Jumlah ASI.

5. Perawatan luka operasi

Tetap mandi seperti biasa, keringkan luka setelah mandi.  Berpakaian longgar dengan bahan katun yang menyerap keringat

6. Tanda bahaya infeksi luka dan tanda bahaya masa nifas

Kenali tanda-tanda infeksi seperti merah, gatal, bau, luka terbuka, keluar cairan dan nanah pada luka. Selain itu, tanda infeksi seperti demam lebih dari 38 derajat Celcius, pusing kepala tidak tertahankan.

Darah nifas (lochea) yang berbau busuk dan berwarna kehijauan. Pandangan kabur juga menjadi salah satu tanda bahaya nifas.

7.  Dukungan pasangan dan keluarga

Dukungan pasangan serta bantuan dari keluarga akan sangat diperlukan ibu yang dalam masa pemulihan pasca operasi SC.

Beberapa aktifitas mandiri masih perlu dibantu, termasuk tugas–tugas rumah tangga lainnya.

Keletihan dan kecemasan karena terlalu banyak tugas di rumah akan mengurangi produksi ASI dan membawa stress serta depresi.

8. Kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat

Datanglah ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau kunjungi dokter anda untuk memeriksakan  kondisi luka, kesehatan anda dan sang bayi.

9. Tetap gembira menghadapi tugas-tugas

Penting untuk menjalani masa pemulihan anda dengan, terima, gembira serta  jalani tugas-tugas anda sebagai ibu demi sang buah hati.(*)

Berita Terkini