Setelah ditemukan sisa dekomposisi jenazah, tim akan meletakkan itu di peti kayu berukuran satu meter.
Peti kayu itu kemudian dibawa ke sebuah tenda untuk diserahkan ke regu yang bertugas membalut jenazah dengan kain kafan.
Dengan seksama, regu ini mengamati jenazah siapa yang dibawa, meski mungkin sebenarnya hanya tinggal berupa tanah.
Isi peti berukuran satu meter itu selanjutnya dituangkan di atas kain kafan, dibalut seperti layaknya jenazah, diciprati air zam-zam dan diberi minyak wangi.
Minyak wangi ini beraroma melati yang cukup harum membuai hidung siapapun yang menciumnya.
“Setelah dari sini, jenazah-jenazah itu kemudian dimakamkan lagi di makam-makam yang sudah digali di barat itu.
“Kan sudah terlihat ada nisan sementara,” tambah Fauzan menunjuk ke arah barat, tempat makam baru.
Jenazah yang sudah wangi itu dibawa ke makam baru, diturunkan ke liang lahat dan dikuburkan.
Tak lupa, petugas memanjatkan doa, semoga siapapun yang meninggal itu sudah diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Jumlah Makam
Setidaknya ada 272 makam yang dipindahkan ke tempat baru, meski angka tersebut masih bisa bertambah, mengingat acap kali dalam satu makam ada tiga jenazah bertumpuk.
“Kalau ada dua atau tiga jenazah dalam satu makam, itu nanti dimakamkan sendiri-sendiri. Yang terdata ada 272, tapi yang tambahannya berapa saya belum hitung,” papar Fauzan menambahkan.
Dari 272 itu, sebanyak 72 makam tanpa nama dan ahli waris tidak diketahui.
Para ahli waris itu juga mendapatkan biaya pemindahan makam dari pihak pengembang tol.
Nilainya bervariasi Rp3-5 juta, tergantung dari kondisi makam ketika akan direlokasi.