TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menyoroti aktivitas pembuangan sampah liar ke aliran sungai yang belakangan ini tampak semakin parah.
Menyikapi hal tersebut, gerakan bersih-bersih sungai dengan mengajak kalangan masyarakat pun bakal digencarkan sebagai upaya edukasi.
Kabid Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko, mengatakan, perilaku warga yang masih membuang sampah di sungai jadi perhatiannya.
Baca juga: KRONOLOGI Truk Tangki Air Terguling di Ringroad Sleman
Meski, ia menyadari, gerakan bersih-bersih sungai tidak serta merta bisa merampungkan masalah yang kembali muncul sejak darurat sampah itu.
"Karena 15 menit setelah dibersihkan, datang lagi sampah dari sisi utara. Jadi, gerakan bersih-bersih ini sebenarnya tidak bisa menyelesaikan masalah," katanya, Selasa (24/10/2023).
"Tapi, ini, kan, sebagai sarana edukasi untuk warga, supaya tidak lagi membuang sampah ke sungai. Makanya, warga kita ajak juga, karena mereka yang paling penting," urai Very.
Melalui gerakan bersih sungai tersebut, pihaknya hendak mengajak masyarakat untuk memperlakukan sungai selayaknya halaman depan rumah.
Sehingga, warga pun harus tersadar untuk menjaga dan mengawasinya, bukan malah ikut mengotori dengan aktivitas pembuangan liar.
"Kalau tidak diselesaikan dengan upaya edukasi, ini tidak akan beres, seberapa kalipun dibersihkan tetap muncul lagi sampahnya," tandasnya.
Lebih lanjut, selain kedisiplinan warga masyarakat yang mengendur, tumpukan sampah di sungai sedikit banyak disebabkan oleh kemarau berkepanjangan.
Sebab, dengan debit air yang relatif mengecil, sampah-sampah yang terbuang di sungai pun urung mengalir dan banyak yang terhenti.
"Kita lihat, itu banyak yang tersangkut di jembatan. Sebaliknya, kalau debit airnya tinggi, sampah akan hanyut," pungkasnya. (aka)