Dalam mengolah sampah menjadi ecobrick, mereka turut menggandeng kampung Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Diawali dengan sosialisasi lalu membentuk bank sampah sebagai pengumpulan sampah plastik untuk modal program ecobrick.
Sampah plastik yang terkumpul melalui bank sampah, diolah menjadi ecobrick.
"Alat dan bahan yang diperlukan yaitu botol-botol plastik, sampah plastik yang sudah dikumpulkan, tongkat untuk memadatkan dan cat atau pilox," ujarnya.
Langkah pembuatannya cuci dan keringkan semua botol dan sampah plastik, gunting dan masukan ke dalam botol.
Gunakan tongkat untuk memadatkan lalu warnai botol supaya menarik. Langkah terakhir susun ecobrick sesuai panduan.
Tim UNY ini membuat meja dan kursi dan ecobrick yang telah mereka buat.
Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-PM tahun 2023.
Ketua Darwis Flamboyan Kledokan Sleman Thoharini, S.Pd merasa senang dapat bekerjasama dengan mahasiswa UNY untuk mengurangi sampah plastik di desanya dengan dibuat ecobrick.
"Saat praktik membuat ecobrick di PAUD, anak-anak senang memasukkan plastik dalam botol yang tersedia. Secara langsung hal ini juga melatih motorik anak," kata Thoharini.
Thoharini berharap kegiatan ini tidak sebatas di kampung Kledokan saja tapi bisa meluas untuk menyelamatkan lingkungan dari ledakan sampah plastik. ( Tribunjogja.com )