Mbah Lagiyem Penjual Endog Abang di Gerebek Maulud Keraton Yogyakarta

Jika anda pernah berkeliling di acara Gerebek Maulud di Keraton Yogyakarta harusnya pernah melihat endog abang (telur merah) dijajakan oleh pedagang. Dan telur merah itu hanya dijual saat acara itu berlangsung dan tetap dipertahankan hingga saat ini.

LAGIYEM seorang lansia asal Mantrijeron, Kota Yogyakarta adalah satu dari sekian masyarakat yang tetap berjualan telur merah ketika perayaan Maulid Nabi.

Menurutnya berjualan telur merah bukan hanya sekadar mencari keuntungan, tetapi juga melestarikan budaya.

"Saya jualan sudah sejak dulu setelah lulus SD. Sekarang usia saya sudah 83 tahun," katanya, dijumpai di pelatara Masjid Kauman, Kraton Yogyakarta, Kamis (28/9/2023).

Telur merah yang dijual merupakan telur ayam yang direbus dan diberi pewarna makanan.

Saat disajikan, telur ditusuk dengan bambu menyerupai sate.

Tusuk bambu tersebut juga ditambahkan ornamen khas semacam bunga manggar terbuat dari kertas.

"Satu telur merah ini saya jual Rp5 ribu rupiah," tuturnya.

Pelanggan Lagiyem rata-rata juga sudah berusia lansia.

Mereka mayoritas ingin bernostalgia saat membeli telur merah Lagiyem saat Maulid Nabi.

"Ini tadi bawa 5 kilo telur merah, tinggal sedikit," tuturnya.

Baca juga: Kisah Pariyah Dikeroyok Ribuan Tawon di Alas Salak, Bermula Menepuk Seekor hingga Mati

Baca juga: Pak Kades Dipenjara karena Sebar Video Mantan Istri Siri di Medsos

Biasanya telur merah disandingkan dengan beberapa sajian seperangkat daun sirih.

Telur merah yang dijajakan saat Maulid Nabi Muhammad SAW bagi sebagian warga orang memiliki makna.

Menurut beberapa sumber, Telur merah alias Endog Abang sendiri digambarkan sebagai makna dari 3 benda.