Ditambahkan pula oleh Darmo, S.Hut., MT. dari P3E Jawa, ProKlim tidak mungkin berjalan bila hanya dilakukan oleh KLHK, namun salah satu kunci keberhasilannya adalah ketokohan setempat.
Untuk itu, dibutuhkan penggerak dari kampung itu untuk selalu merawat lingkungan.
“Ketokohan itu penting. Minimal 1 da’i membina 1 kampung iklim saja. Sebagai dai pastinya bisa. Apabila dapat terwujud satu dai satu kampung iklim, itu sangat bagus”, imbuhnya menanggapi pelatihan Dai ProKlim inisiasi LDII.
Menurutnya, Kampung ProKlim membutuhkan ketokohan. Masyarakat harus berdaya, mampu secara mandiri melakukan adaptasi dan mitigasi, serta sadar konservasi dan sadar melakukan penyuluhan.
“Membentuk masyarakat sadar lingkungan, sebagai komunitas. Mereka ini menjadi teladan, pembina dan pengontrol. Pengontrol itu tidak bisa perorangan. Biasanya lebih kuat jika berupa komunitas,” pungkas Darmo. (*/rls)