"(Motifnya) dendam lama. Waktu saat bersekolah memang (SMA) Ngaglik ini musuh dari tempat saya. Karena sering terjadi bentrok di jalan kalau lagi pulang sekolah. Entah dari sana atau dari kelompok saya," katanya.
EAPP mengaku sengaja ikut dalam konvoi kelulusan. Sebab, rombongan konvoi melewati area tempatnya bermain sehingga langsung gabung.
Sebelum berangkat konvoi, Ia menghampiri rekannya, DS alias Gombong.
Dari tangan rekannya ini lah EAPP mendapatkan sebilah celurit. Celurit tersebut dibawa konvoi dan disembunyikan di balik jaket.
Ketika rombongan konvoi melewati sekolah SMA di Ngaglik Celurit tersebut dikeluarkan lalu digunakan untuk membacok.
"Korban acak aja. Membacoknya dua kali," ujar dia.
Adapun pelaku DS alias Gombong mengaku ikut konvoi karena diajak oleh temannya, EAPP.
Sebelum konvoi, DS mengambil celurit dari rumah. Celurit tersebut kemudian diberikan kepada EAPP.
"Bawa Celurit buat jaga-jaga saja," ujar dia. (rif)