TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi terus mengeluarkan awan panas guguran (APG) sejak Sabtu (11/3/2023) hingga Minggu (12/2/2023) siang.
Kondisi ini turut diwaspadai oleh sejumlah masyarakat terutama yang berada dipemukiman lereng Gunung Merapi.
Masyarakat yang berada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun diimbau untuk mewaspadai perubahan arah angin yang berpotensi membawa abu vulkanik Gunung Merapi.
Imbauan itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana.
"Imbauannya kami meningkatkan kewaspadaan. Jadi terutama kalau kemudian ada arah angin yang membawa abu itu ke selatan (DIY) itu yang perlu diwaspadai," kata Biwara Minggu siang.
Khusus warga DIY, Biwara mengingatkan apabila tidak ada keperluan yang mendesak sebaiknya tetap berada di dalam rumah.
Sebab dikhawatirkan terjadi perubahan arah angin yang membawa abu vulkanik Gunung Merapi.
"Tentu lebih baik memang kalau kondisi tidak harus keluar maka lebih baik mengamankan diri mengantisipasi angin itu," ujarnya.
Sejauh ini BPBD DIY belum melakukan pemberian masker kepada masyarakat.
Pihaknya fokus berkoordinasi dengan Bapai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terkait perkembangan aktivitas Merapi.
"Informasinya jadi lebih banyak guguran itu dari kubah yang di barat daya. Itu memang karena aktivitas yang dari dalam jadi kemarin kan kondisinya lebih aktif, lebih panas, amplitudonya juga meningkat, ya. Itu yang kemudian mengarah ke kali krasak radius 7 km yang menjadi radius bahayanya," terang dia.
Hingga Minggu siang, BPPTKG Yogyakarta menginformasikan Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran tepatnya pada pukul 14.22 WIB.
Jarak luncur kurang lebih 1500 meter mengarah ke Barat Daya atau Kali Bebeng. (*)